Candi Baru Ditemukan di Dieng, BPCB Jateng Segera Ekskavasi

Ketua Unit Candi Dieng BPCB Jateng Eri Budiarto mengaku tengah menyiapkan emergency excavation di struktur bangunan batu di Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Candi Baru Ditemukan di Dieng, BPCB Jateng Segera Ekskavasi Struktur batu di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. (Antara-Istimewa)

Semarangpos.com, PURWOKERTO — Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah bergerak cepat. Lembaga pelestarian benda arkeologis itu segera melakukan ekskavasi atau penggalian terhadap struktur bangunan batu yang diduga bangunan candi di lahan kentang milik warga Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

“Rencananya nanti kita usahakan bisa secepatnya kita lakukan ekskavasi untuk mengetahui lebih lanjut struktur-struktur batuan tersebut,” kata Ketua Unit Candi Dieng BPCB Jateng Eri Budiarto saat dihubungi Kantor Berita Antara dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2020).

Ia mengatakan pihaknya, Selasa (21/1/2020), telah mendatangi ke lokasi struktur bangunan batu di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jateng. Dari hasil pengecekan, kata dia, batuan yang ditemukan di lahan kentang milik Alif Faozi tersebut diduga sebagai struktur batuan candi.

“Kalau dilihat dari temuannya kan ada fondasi batu penampil di sebelah timur. Jadi, kita perkirakan candi itu menghadap ke timur,” katanya.

Ia mengatakan dari struktur yang tampak, bangunan candi tersebut diperkirakan tidak besar dengan perkiraan ukuran 3,5 mx3,5 m. Eri mengakui jika sebenarnya di kawasan Dataran Tinggi Dieng hingga saat ini sering kali ditemukan adanya batuan candi.

Akan tetapi, kata dia, temuan batuan di lahan kentang milik Alif Faozi tersebut masih tertata tidak seperti yang sering ditemukan di tempat lainnya. “Masih banyak yang di situ, strukturnya masih asli, cuma beberapa bagian kan sudah mengalami tranformasi. Bagian batu, tubuh, dan atap mengalami transformasi ke utaranya, mungkin karena longsor. Mungkin juga beberapa bagian sudah diambil penduduk pada zaman yang sudah lama untuk talut-talut tebing dan tegalan,” katanya.

Ia memperkirakan usia batuan yang diduga bangunan candi itu sama seperti candi-candi yang ada di Dataran Tinggi Dieng, yakni dibangun sekitar abad VII-VIII Masehi. Kendati demikian, dia mengakui temuan struktur batuan diduga candi itu memiliki keunikan karena berbeda dengan candi-candi lainnya yang ada Dieng.

“Batunya lebar-lebar tetapi tidak terlalu tebal. Beda dengan Candi Setiyaki yang batunya besar-besar dan tebal, beda lagi ukurannya dengan yang di kompleks Candi Arjuna yang balok batunya berukuran kecil. Temuan baru ini, lebar tapi tipis, model balokan batunya berbeda dengan yang lain,” katanya.

Terkait dengan rencana ekskavasi, Eri mengaku belum bisa memastikan kapan akan dilaksanakan karena akan dikoordinasikan lebih dulu dengan pimpinan. “Nanti kita koordinasikan dengan pimpinan, kira-kira bisa kapan (ekskavasinya) kita usahakan bisa secepatnya dilakukan ekskavasi untuk mengungkap bagian yang lain,” kata Eri Budiarto.

Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa, Alif Faozi, mencermati batuan diduga bangunan candi yang ditemukan pekerja saat menggali tanah untuk septic tank di lahan kentang miliknya, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. (Antara-Istimewa)
Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa, Alif Faozi, mencermati batuan diduga bangunan candi yang ditemukan pekerja saat menggali tanah untuk septic tank di lahan kentang miliknya, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. (Antara-Istimewa)

Sementara itu, pemilik lahan kentang, Alif Faozi, mengatakan batuan diduga candi tersebut ditemukan oleh pekerja yang sedang menggali tanah untuk membuat septic tank di sekitar Pendapa Budaya Dieng. “Di atas rumah yang [saya] buat untuk Pendapa Budaya itu akan saya buat rumah-rumah [khas] Dieng. Tentunya saya harus membuat kamar mandi yang dilengkapi dengan septic tank,” kata Alif Faozi yang juga ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa.

Oleh karena itu, dia segera membuat tiga septic tank untuk keperluan kamar mandi di kawasan wisata tersebut. Menurut dia, struktur bangunan batu diduga bangunan candi tersebut ditemukan saat pekerja sedang menggali tanah untuk membuat septic tank ketiga.

“Kalau yang pertama dan kedua, tidak ada apa-apa. Namun di lokasi ketiga ditemukan batuan tersebut,” katanya. Terkait dengan hal itu, dia segera melaporkan temuan batuan tersebut ke BPCB Jateng dan menghentikan penggalian septic tank ketiga.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.