Dampak Kekeringan, Warga Tiga Desa di Sragen Kesulitan Air Bersih

Warga di tiga desa kesulitan mendapatkan air bersih akibat kekeringan di Sragen. Pamsimas yang didirikan tidak bisa difungsikan.

Dampak Kekeringan, Warga Tiga Desa di Sragen Kesulitan Air Bersih Petugas menyalurkan air bersih kepada warga yang terdampak kekeringan di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Foto diambil belum lama ini.(Istimewa/Sumadi)

Semarangpos.com, SRAGEN— Warga di tiga desa kesulitan mendapatkan air bersih akibat kekeringan di Sragen. Pemerintah dan masyarakat memberikan bantuan dengan menyalurkan air bersih ke sejumlah rumah warga.

Kepala Desa Ngargotirto Sumadi menjelaskan terjadi kekeringan dan kesulitan air bersih di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Kondisi ini sudah berlangsung hampir dua bulan. Ada sekira 500 keluarga yang kesulitan air bersih akibat terdampak kekeringan.

“Setiap tahun memang kekeringan. Ada sumur-sumur kecil rembesan yang biasa dimanfaatkan warga tetapi kering saat kemarau. Kedalaman sumur rata-rata 14 meter sampai 16 meter,” kata dia, Sabtu (16/10/2021).

Baca juga: Pengunjung Pasar Jungke Karanganyar Meninggal Saat Belanja

Dia mengatakan kondisi lahan pertanian di Sragen juga tidak bisa ditanami akibat kekeringan. Pemerintah Desa Ngargotirto yang biasanya mengalokasikan anggaran untuk bantuan air bersih dari dana desa mengalami kendala. Karena dana direfocusing untuk penanganan Covid-19 dan bantuan langsung tunai tahun ini.

Menurut Sumadi, warga Dukuh Kowang warga telah mendapatkan bantuan air bersih sejumlah pihak. Yakni dari Pemkab Sragen, Pemerintah Kecamatan Sumberlawang, sukarelawan, dan masyarakat. Bantuan air untuk mencukupi kebutuhan dasar warga terdampak kekeringan.

Sumadi menjelaskan berbagai upaya untuk mencegah krisis air di Kowang telah dilakukan. Antara lain membangun sejumlah sarana penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas). Namun, pembangunan tiga pamsimas dinilai gagal sebab tidak berfungsi saat kemarau.

“Sudah ada upaya pemerintah desa dan kabupaten membuat Pamsimas tetapi usahanya selalu gagal. Karena sulitnya mata air. Mencari mata air yang cukup benar benar sulit,” paparnya.

Baca juga; Blar! Tas Isi Bondet Meledak, Empat Anak di Pasuruan Terluka

Monitoring Kekeringan di Sragen

Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Agus Cahyono, mengklaim kekeringan pada musim kemarau ini masih terkendali. BPBD menyalurkan air bersih ke tiga desa, yakni Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri; Desa Galeh, Kecamatan Tangen; dan Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang.

“Karena ini musim kemarau basah jadi informasi dari teman-teman tidak separah pada 2019. Sebagai perkiraan akan masuk musim penghujan lagi mulai dasarian [sepuluh hari] kedua pada bulan Oktober,” ungkapnya.

Agus mengatakan BPBD akan melaksanan monitoring dan evaluasi (monev) wilayah terdampak kekeringan lainnya pekan depan. Hasil monev tersebut untuk menentukan sasaran penyaluran air bersih.

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.