Miris, Keluarga Ini Hidup di Emperan Rumah Tua

Sudah tiga tahun keluarga dengan tiga anak ini menempati emperan rumah tua kosong di Desa Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan.

Miris, Keluarga Ini Hidup di Emperan Rumah Tua Sekeluarga dengan tiga anak kecil di Kabupaten Pekalongan, Jateng, hidup di emperan rumah tua kosong, Jumat (1/10/2021). (Detik.com)

Semarangpos.com, PEKALONGAN — Kisah menyedihkan dialami satu keluarga di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Mereka sekeluarga hidup di emperan rumah tua kosong. Bahkn mereka sudah tiga tahun terakhir hidup di temmpat itu bersama tiga anak kecil.

Keluarga tersebut adalah pasangan Harsono, 60 dan Asratun, 40 bersama tiga anak mereka. Emperan samping rumah tua kosong yang ditempati keluarga ini berada di Desa Wonopringgo, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan.

Emperan rumah ini diberi atap tanpa pintu. Dindingnya memanfaatkan anyaman bambu yang sudah lapuk. Sedangkan atap dikaitkan dengan rumah tua yang kondisinya memprihatinkan karena sewaktu-waktu bisa ambruk.

Baca juga: Komplotan Pembobol ATM di Jateng Diringkus

Saat ditemui, Harsono mengaku awalnya dirinya ditawari oleh pemilik rumah kosong tersebut untuk menempati bangunan itu. Namun kondisi rumah yang memprihatinkan, dirinya terpaksa hidup di emperan di sisi kiri rumah kosong tersebut.

“Yang punya [rumah] sudah nawari agar ditempati. Cuman takut saja, kondisinya sudah tua atapnya. Takut roboh,” kata Harsono, Jumat (1/10/2021).

Harsono menuturkan, rumah tua kosong tersebut dahulu adalah milik orang tuanya. Namun rumah itu kemudian dijual dan Harsono dapat ganti lahan di belakang rumah seluas 12 meter x 12 meter.

“Rumah ini peninggalan orang tua. Tapi sekarang bukan hak milik kami lagi. Saya hanya dapat lahan di belakang rumah, yang mana sampai sekarang, saya belum bisa bangun rumah. Sertifikat tanah juga belum dibalik nama,” kata pria yang setiap harinya bekerja sebagai buruh serabutan ini.

“Jangankan untuk balik nama sertifikat. Untuk hidup saja saya dari belas kasihan orang yang suka memberi ke sini. Saya buruh serabutan,” lanjutnya.

Baca juga: Retakan Tanah Pascagempa di Brebes, Bahaya Lho

keluarga pekalongan
Sekeluarga dengan tiga anak kecil di Kabupaten Pekalongan, Jateng, hidup di emperan rumah tua kosong, Jumat (1/10/2021). (Detik.com)

Keluarga di Pekalongan Dibantu

Sudah tiga tahun dirinya bersama istri dan tiga anaknya menetap di emperan rumah kosong tersebut. “Dulunya saya tukang sablon ya di sini juga. Karena tidak sukses terus tahun 2016 merantau ke Yogya,” tuturnya.

Selama dua tahun di Yogya, dia mengaku menempati rumah milik istri seorang tokoh terkenal. Dia bertugas menjaga rumah itu. Tidak ada pekerjaan juga di Yogya. “Saya hanya bertugas menjaga rumah. Saya tidak betah. Akhirnya pulang kampung ke sini pada tahun 2018 lalu,” jelasnya.

Namun ketika pulang kampung dan sudah tidak memiliki rumah. Akhirnya ia meminta izin ke pemilik rumah untuk menempati emperan rumahnya. Hingga saat ini, dirinya hanya buruh serabutan.

“Ya kalau ada yang butuh tenaga, ya berangkat. Kalau tidak, ya di rumah. Makan apa adanya. Kalau istri membuat intip (kerak nasi yang digoreng), nantinya dititipkan ke warung-warung,” jelasnya.

Baca juga: 500 Santri di Manbaul A’la Purwodadi Ikut Vaksinasi

Tiga anaknya yang ikut tinggal di emperan rumah ini. Yakni Fatiah dan Fatqiyah (anak kembar) yang saat ini duduk di bangku kelas 2 SD. Serta Azahri saat ini masih TK. “Ya kalau tidur kita berlima dalam satu ranjang itu. Hujan jelas ada yang bocor. Kamar kita juga tidak ada sekat ataupun pintu, kasihan anak-anak,” tambah Harsono.

Istri Harsono, Asratun, menambahkan selama pendemi Covid-19 ini keluarganya hanya menerima satu kali bantuan. Yakni dari Bupati Pekalongan terdahulu, Asip Kholbihi. “Kalau bantuan, pernah menerima di zamannya Pak Bupati, Pak Asip. Itu pun hanya sekali, bansos Covid-19 belum dapat,” ujar Asratun.

Di lokasi yang sama, Camat Wonopringgo, Tuti Hayati, mengatakan bahwa keluarga Harsono belum memiliki rumah. Sehingga menggunakan emperan rumah tua itu.

Baca juga: Menelusuri Jejak DN Aidit di Kota Semarang

Bantuan RTLH

Pihaknya bersama Dinas Perkim dan LH Kabupaten Pekalongan sebelumnya telah survei lahan kosong milik keluarga Harsono. Namun terbentur administrasi kepemilikan rumah yang masih atas nama pemilik lamanya.

“Saat ini kami tengah berupaya untuk membantu kepengurusan administrasi kepemilikan tanah yang ada di belakang. Agar mendapat bantuan RTLH [Rumah Tidak Layak Huni] tahun ini juga, sehingga bisa untuk membangun rumah layak huni,” jelasnya.

Sedangkan untuk bantuan sosial, pihaknya telah mengusulkan keluarga Harsono untuk mendapatkan bantuan sosial. Diakuinya, saat ini sudah memasukkan keluarga Harsono ke data susulan keluarga penerima bantuan ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Datanya sudah masuk. Kenapa baru kali ini masuk? Ya karena sebelumnya memang keluarga Pak Harsono merantau. Oleh pihak desa bisa jadi tidak masuk ke data penerima bantuan. Ini sudah kami masukan ke DTKS tinggal nunggu kartunya,” imbuhnya.

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.