Pakar Epidemiolog Undip Sebut Sudah 150 Orang yang Ditemukan Terpapar Varian Delta

Pakar epidemiolog Universitas Diponegoro atau Undip Semarang menyebut persebaran Covid-19 yang melonjak salah satunya dipengaruhi varian delta.

Pakar Epidemiolog Undip Sebut Sudah 150 Orang yang Ditemukan Terpapar Varian Delta Ilustrasi klaster Covid-19. (Dok. Solopos.com)

Semarangpos.com, SEMARANG – Pakar epidemiologi Universitas Diponegoro atau Undip Semarang, Prof. Soeharyo Hadisaputro, menyebut lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia belakangan ini salah satu penyebabnya adalah persebaran varian delta.

Ia pun menyebut sudah ada 150 orang di Indonesia yang ditemukan terpapar varian delta. Dari jumlah sebanyak itu, paling banyak berada di wilayah Jawa Tengah (Jateng), tepatnya di Kabupaten Kudus yakni sekitar 50 orang.

“Dari data yang saya peroleh ada sekitar 150 orang yang terpapar varian delta yang ditemukan di Indonesia. Dari jumlah itu paling banyak di Jateng, yakni di Kudus sekitar 40-50 orang,” ungkap Soeharyo dalam diskusi terkait perkembangan kasus Covid-19 yang digelar secara online oleh Humas Undip, Sabtu (3/7/2021).

Baca jugaGubernur Jateng: Baru Kudus yang Terpapar Varian Delta

Soeharyo menyebut selain varian delta yang pernah membuat lonjakan kasus Covid-19 di India, masyarakat di Indonesia juga wajib mewaspadai persebaran varian baru, yakni kappa.

Bahkan, menurutnya varian kappa itu sudah masuk ke Indonesia, di wilayah Jakarta.

“Semoga tidak masuk ke wilayah Jateng,” ujar Soeharyo.

Sementara itu, peneliti lainnya dari Undip, dr. Rebriariani Hapsari, menyebut jumlah varian Delta yang tersebar di Indonesia kemungkinan lebih dari 150.

Whole Genome Sequencing

Data yang diperolehnya, sudah ada sekitar 382 orang yang ditemukan terpapar varian Delta di Indonesia. Mereka kebanyakan berada di wilayah-wilayah perkotaan atau yang tingkat interaksi tinggi.

“Menurut saya jumlahnya bisa lebih dari itu [382]. Ini karena di Indonesia masih sedikit yang bisa melakukan whole genome sequencing [WGS] untuk mendeteksi varian Delta,” tutur Hapsari.

Baca juga: Varian Baru Covid-19 Diduga Sudah Masuk Banyumas

Hapsari pun mengaku masyarakat wajib waspada dengan Covid-19 varian Delta. Hal ini karena varian tersebut tingkat penularannya lebih cepat dibanding varian biasa.

Selain itu, varian Delta lebih cepat menularkan virus kepada orang lain. Bukan hanya melalui droplet, tapi juga udara atau super spread.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.