Satu Pasien Covid-19 Klaster Bu Fat Semarang Meninggal Dunia

Satu orang pasien Covid-19 yang tertular dari klaster Warung Makan Mangut Kepala Manyung Bu Fat, Krobokan, Kota Semarang, dikabarkan meninggal dunia.

Satu Pasien Covid-19 Klaster Bu Fat Semarang Meninggal Dunia Ilustrasi virus corona jenis baru atau covid-19. (Whisnupaksa-Semarangpos.com)

Semarangpos.com, SEMARANG — Seorang pasien Covid-19 dari klaster rumah makan Warung Makan Mangut Kepala Manyung Bu Fat di Krobokan, Kota Semarang, meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, Abdul Hakam, membenarkan kabar meninggalnya satu pasien dari klaster rumah makan itu.

“Ada satu orang yang meninggal dunia. Satu dari tiga orang yang dirawat di rumah sakit,” ujar Hakam saat dijumpai wartawan di Balai Kota Semarang, Rabu (16/9/2020).

Pasien Covid-19 dari Klaster Warung Makan Bu Fat Lahirkan Bayi Laki-Laki

Hakam mengatakan total ada 36 orang yang menjalani test swab dari rumah makan yang terletak di Kelurahan Krobokan, Kota Semarang itu.

Dari 36 orang itu, 22 orang di antaranya dinyatakan terpapar Covid-19. Mereka pun menjalani perawatan atau isolasi di dua lokasi, yakni Rumah Dinas Wali Kota Semarang dan rumah sakit.

Total ada tiga orang yang menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara, sisanya yakni 19 orang melakoni isolasi di Rumdin Wali Kota Semarang.

Hakam mengaku tidak tahu secara pasti kapan pasien itu meninggal dunia. Perkiraannya pasien itu meninggal sekitar dua atau tiga hari lalu.

Namun, ia menyebut setelah meninggal dunia pasien tersebut langsung dimakamkan di wilayah Kabupaten Grobogan.

“Sepertinya langsung dimakamkan di Purwodadi [Grobogan],” jelas Hakam.

18 Orang di Warung Makan Bu Fat Krobokan Positif Covid-19

Selain mengumumkan adanya pasien dari klaster warung makan Bu Fat yang meninggal dunia, Hakam juga membenarkan jika ada pasien yang melahirkan.

Proses persalinan pasien Covid-19 itu pun berjalan lancar. Meski demikian, ia belum bisa memastikan apakah bayi yang dilahirkan tersebut turut terpapar Covid-19.

“Saya belum dapat laporan lagi. Mudah-mudahan tidak ada apa-apa,” tuturnya.

Hakam menambahkan selama masih dinyatakan positif, sang ibu harus dipisahkan dengan bayinya. Sang ibu juga belum boleh menyusui.

“Kalau ibunya sudah negatif, barulah boleh memberikan ASI [air susu ibu],” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.