Semen Gresik Sahabat Petani, Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Berkelanjutan & Lingkungan Hijau

Para petani difasilitasi untuk mengelola lahan milik PT Semen Gresik seluas 119,25 hektare.

Semen Gresik Sahabat Petani, Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Berkelanjutan & Lingkungan Hijau Sebanyak 196 petani SGSP menghadiri agenda penyaluran bibit buah alpukat dan kelengkeng, serta pupuk organik di joglo tani pabrik Rembang, pada 17 April 2025. (Istimewa)

Semarangpos.com, REMBANG–PT Semen Gresik, anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), melibatkan ratusan petani lokal untuk mengelola lahan perusahaan secara produktif dan ramah lingkungan melalui program unggulan Semen Gresik Sahabat Petani (SGSP).

Langkah itu dilakukan Semen Gresik untuk terus memperkuat perannya dalam mendukung pelestarian lingkungan sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.

Program pemberdayaan masyarakat ini melibatkan sebanyak 361 petani sanggem atau penggarap lahan dari enam desa di sekitar perusahaan, yakni Desa Tegaldowo, Kajar, Pasucen, Kadiwono, Timbrangan di Kabupaten Rembang, serta Desa Ngampel di Kabupaten Blora.

Para petani difasilitasi untuk mengelola lahan milik PT Semen Gresik seluas 119,25 hektare.

Menurut Senior Manager of Communication & CSR PT Semen Gresik, Sulistyono, program SGSP merupakan salah satu wujud nyata atas komitmen perusahaan dalam mendukung Asta Cita ke-6 Presiden Republik Indonesia, yaitu membangun dari desa untuk pemerataan ekonomi dan menciptakan ketahanan pangan nasional.

“Kami percaya, sinergi bersama petani lokal tidak hanya berdampak positif pada aspek lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi secara berkelanjutan bagi masyarakat sekitar,” terangnya dikutip dari keterangan resmi, Rabu (11/6/2025).

Ia menambahkan kegiatan ini juga menjadi bagian dari komitmen perusahaan terhadap prinsip Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin pengentasan kemiskinan, perlindungan lingkungan, dan pertumbuhan ekonomi inklusif di wilayah operasional perusahaan.

“Mayoritas petani menanam jagung sebagai komoditas utamanya, petani dapat memanen hasil produktivitas jagung sebanyak 3 kali dalam setahun dengan penghasilan rata–rata sebesar Rp15.000.000–Rp21.000.000 setiap tahunnya. Hasil monitoring didapati bahwa setiap panen petani dapat menghasilkan 5–8 ton jagung,” paparnya.

Pemanfaatan lahan seluas 119,25 hektare yang dikelola oleh para petani tidak dipungut ap apun dari hasil panen petani.

Kegiatan pertanian tersebut diintegrasikan dengan kegiatan pelestarian alam seperti penanaman tanaman di hortikultura dan penanaman tanaman tegakan guna pengelolaan greenbelt perusahaan.

Sementara itu, Ketua SGSP, Musahid, menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada PT Semen Gresik yang telah selama ini membantu dan mendorong para petani untuk terus produktif.

“Selama ini, Semen Gresik telah banyak memberikan bantuan baik berupa pelatihan hingga pembagian bibit dan pupuk untuk ditanam lahannya masing-masing. Semoga kolaborasi yang baik ini terus berlanjut, sehingga mampu menyejahterakan petani,” pungkasnya. (NA)

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.