143 Kali Banjir Landa Jateng sejak Akhir Tahun

Kepala Dinas Pusdataru Jateng Eko Yunianto mengatakan penanganan telah dilakukan di beberapa lokasi yang mencakup 88 lokasi dan penanganan darurat di 12 lokasi banjir.

143 Kali Banjir Landa Jateng sejak Akhir Tahun Polisi mengatur arus lalu lintas di jalur jalan pantura Pati-Kudus, wilayah Desa Bumirejo, Margorejo, Pati, Jawa Tengah yang tergenang lumpur, Kamis (16/1/2020). (Antara-Yusuf Nugroho)

Semarangpos.com, SEMARANG — Jawa Tengah dicatat Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Dan Penataan Ruang (Pusdataru) Jateng dilanda 143 kali banjir sejak akhir tahun 2019 hingga Januari 2020.

Kepala Dinas Pusdataru Jateng Eko Yunianto mengatakan penanganan telah dilakukan di beberapa lokasi yang mencakup 88 lokasi dan penanganan darurat di 12 lokasi banjir. “Kami mencatat dari akhir 2019 hingga pertengahan Januari 2020, di provinsi ini terdapat 143 kejadian banjir,” ujar Eko sebagaimana dikutip Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) dari laman resmi Pemerintah Provinsi Jateng, Minggu (19/1/2020).

Pusdataru menyebutkan bahwa terjangan banjir itu telah menimbulkan berbagai kerusakan di daerah terdampak. Kerusakan utama terjadi karena tanggul jebol di 52 lokasi dan tanggul limpas 91 lokasi.

Sementara itu, jumlah pengungsi mencapai 21.633 jiwa, dan korban meninggal atau hanyut sebanyak tujuh orang. Banjir juga menggenangi 4.298,50 ha sawah, permukiman milik 35.145 KK, 26 unit sarpras, dan 5.153 meter jalan.

Adapun luas areal irigasi di Jawa Tengah yang dalam pengelolaan pemerintah provinsi sampai saat ini tercatat mencapai 86.865 ha di 108 daerah irigasi. Sedangkan yang menjadi kewenangan pusat di Jateng mencapai 300.124 ha di 38 daerah irigasi.

Eko membeberkan pula kondisi fisik jaringan irigasi yang menjadi kewenangan provinsi yang setiap tahunnya terus membaik. Pada periode 2016, jaringan irigasi yang dalam kondisi baik 1.730 ha, rusak ringan 67.754 ha, rusak sedang 17.044 ha, dan rusak berat 337 ha. Pada 2017, kondisi jaringan yang dalam kondisi baik 4.433 ha, rusak ringan 64.207 ha, dan rusak sedang 18.225 ha.

Sementara itu, 2018 kondisi jaringan yang dalam kondisi baik terus bertambah menjadi 4.941 ha, rusak ringan 63.349 ha, rusak sedang 18.575 ha, tidak ada kerusakan berat. Sedangkan 2019 untuk jaringan kondisi baik ada 4.941 ha, kondisi rusak ringan 64.254 ha, rusak sedang 17.670 ha, tanpa kerusakan berat.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.