Abaikan Covid-19, Warga Demak Bersih Desa

Warga Desa Werdoyo, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah bersikukuh menggelar tradisi bersih desa di tengah pandemi Covid-19.

Abaikan Covid-19, Warga Demak Bersih Desa Tangkapan layar dari unggahan video youtuber Ka Lirik Bang Yohan terkait acara bersih desa di Werdoyo, Kebonagung, Demak, Sabtu (4/7/2020). (Youtube-Ka Lirik Bang Yohan)

Semarangpos.com, DEMAK — Warga Desa Werdoyo, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah sepertinya tak lagi sabar menggelar tradisi tahunan desa mereka. Meskipun pandemi virus corona pemicu Covid-19 belum lagi usai, mereka bersikukuh menggelar ritual bersih desa.

Acara tersebut merupakan kegiatan sakral. Terlihat kuali-kuali berisi berbagai macam bahan pangan di sepanjang jalan. Bahan-bahan yang dimaksud, antara lain cendol dawet, rujak, dan sebagainya. Kegiatan tersebut dibarengi dengan pertunjukan wayang kulit sebagai hiburan.

Acara bersih desa itu merupakan ritual tahunan yang digelar setiap bulan Apit. Pengertian “apit” adalah bulan yang berada di antara dua hari raya, yakni Idulfitri dan Iduladha. Pengelola channel Youtube Ka Lirik Bang Yohan melaporkan acara bersih desa di Werdoyo, Kebonagung, Demak itu, Sabtu (4/7/2020).

Pemandu Lagu Dilarang di Karaoke Semarang

Acara dimulai dengan doa yang dipanjatkan Kepala Desa Suwarno. Setelah itu, ia mencangkul tanah di depan rumahnya sebanyak tiga kali. Selanjutnya, tanah tersebut disirami dengan air dan cendol dawet oleh para perangkat desa.

“Ini acara sirat-siratan, ya, kalau di desa saya ini, di Desa Werdoyo ini,” ujarnya.

Semua perangkat desa mengelilingi rumah Suwarno sambil melakukan sirat-siratan. Suwarno berlari kecil di bagian paling depan. Ia membawa sebuah cangkul. Di belakangnya, beberapa orang dewasa dan anak-anak mengikutinya.

Renovasi Stadion Jatidiri Mandek, Ini Janji Gubernur Ganjar…

Mereka berkeliling sambil menyiramkan isi kuali ke segala sisi rumah bagian luar. Di belakang mereka terdapat seorang perangkat desa yang bertugas membawa sebuah cambuk sebagai tradisi. Dipandu lecutan cambuk itu, warga desa melakukan sirat-siratan dengan berlari kecil.

Pecah Kuali

Seorang wanita yang dipanggil dengan sebutan Bu Bayan melempar-lemparkan rujak kepada warga. Setelah cendol dawet dan rujaknya habis, kuali-kuali tersebut dipecahkan.

Menurut pengelola channel Youtube, Bu Bayanlah yang paling semangat. Anak-anak pun merasa senang karena disiram air oleh para perangkat desa.

Layanan Wisata Zona I Borobudur di Era New Normal Disimulasikan

Setelah itu, perangkat desa masuk ke rumah Suwarno. Warga berkelompok di depan-depan rumah atau bawah pohon, biasanya terdiri dari lima atau enam orang. Hajatan dan sedekah pun dikumpulkan menjadi satu.

Acara doa dimulai. Setelah selesai, ibu-ibu dan bapak-bapak berebutan untuk membawa nasi berkah. Menurut mitos, jika warga memberikan nasi tersebut kepada hewan ternaknya, maka binatang tersebut dapat tumbuh sehat dan banyak berkembang biak. Begitu juga dengan tanaman, warga akan menyiraminya dengan nasi berkah itu.

Warga Desa Werdoyo kurang menjalani protokol kesehatan dengan serius. Rata-rata orang dewasa memang sudah memakai masker, namun banyak anak-anak yang belum memakainya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.