Belum Genap Sebulan Didatangi Gubernur, PLTU Cilacap Kembali Diprotes Warga

Ratusan warga Desa Slarang, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) kembali menggelar unjuk rasa di depan pabrik PLTU PT S2P, Kamis (14/11/2019).

Belum Genap Sebulan Didatangi Gubernur, PLTU Cilacap Kembali Diprotes Warga Ratusan warga Desa Slarang melakukan protes di depan pabrik PLTU PT S2P di Kabupaten Cilacap, Jateng, Kamis (14/11/2019). Mereka menuntut PLTU memperbaiki limbah batu bara karena mengganggu kesehatan warga. (Semarangpos.com-Walhi Jateng)

Semarangpos.com, SEMARANG – Ratusan warga Desa Slarang, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) kembali mendatangi pabrik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT. Sumber Segara Primadaya (S2P) yang berada di desanya, Kamis (14/11/2019).

Mereka kembali mendesak PLTU yang sebagian besar sahamnya dikuasai PT Pembangkit Listrik Negara (PLN) melalui PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) itu untuk menyelesaikan masalah debu dan limbah batu bara yang berdampak ke warga sekitar.

Aksi protes ini sebenarnya sudah dilakukan warga berulang kali. Aksi warga itu bahkan sempat menyita perhatian Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, hingga mendatangi pabrik PLTU Cilacap tersebut, Kamis (24/10/2019).

Baca juga: Diprotes Warga, Ganjar Minta PLTU Cilacap Perbaiki Pengelolaan Limbah

Dalam kunjungan itu, Ganjar meminta PLTU Cilacap untuk memperbaiki pengelolaan limbah agar tidak merugikan warga. Namun belum genap sebulan Ganjar berkunjung, warga dua dusun yang ada di Desa Slarang, yakni Semampir dan Winong kembali mendatangi pabrik PLTU Cilacap.

Mereka kembali melakukan protes karena merasa terganggu dengan limbah batu bara yang dihasilkan PLTU PT S2P tersebut.

Koordinator aksi, Boyin Supriyono, menyebutkan aksi tersebut dipicu belum terealisasinya kesepakatan antara warga dengan PLTU Cilacap.

“Kesepakatan itu antara lain pemindahan pembuangan limbah B3 [bottom ash] pada area pembuangan limbah abu [ash yard] jauh dari permukiman warga. Saat ini, lokasi pembuangan itu jaraknya kurang dari 50 meter dari permukiman warga Dusun Winong,” ujar Boyin dalam keterangan resmi yang diterima Semarangpos.com, Kamis.

Boyin menambahkan akibat limbah batu bara yang belum dikelola dengan baik itu, kualitas kesehatan warga menjadi menurun. Banyak warga yang terserang sakit batuk, bronchitis, tubercle bacillus, infeksi saluran pernafasan (Ispa), dan lain-lain.

Baca juga: Gerah Hirup Debu Batu Bara PLTU, Warga Desa Winong Cilacap Gelar Aksi Teaterikal

“Intensitas dari dampak itu sepertinya tak ditanggapi serius PLTU Cilacap. Mereka justru menambah unit operasinya, dengan satu pembangkit berkekuatan 1×1000 MW yang baru beroperasi. Akumulasi dampak ini menciptakan kesenjangan dan kerugian bagi warga Desa Slarang,” bebernya.

PLTU PT S2P di Cilacap sebenarnya sudah beroperasi sejak 2006. Kala itu, PLTU beroperasi dengan unit kapasitas 2×300 MW, lalu berlanjut dengan unit 1×600 MW, dan saat ini menambah operasi unit baru 1×1000 MW.

Dalam kesempatan itu, warga juga menuntut agar PLTU PT S2P segera memenuhi tuntutan mereka seperti memindahkan ash yard, menyelesaikan dampak lingkungan akibat PLTU, melakukan peninjauan ulang terhadap pengerukan, melakukan pengobatan secara berkala kepada masyarakat, serta mengkaji ulang amdal.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.