Ini Penjelasan Bank Indonesia soal Inflasi Jateng 0,44%

Bank Indonesia Jateng menganalisis rilis BPS terkait inflasi Jawa Tengah yang mencapai 0,44% (mtm) pada Februari 2020 silam.

Ini Penjelasan Bank Indonesia soal Inflasi Jateng 0,44%

Semarangpos.com, SEMARANG — Bank Indonesia Jateng merilis hasil analisis tentang inflasi Jawa Tengah yang mencapai 0,44% (mtm) pada Februari 2020 silam. Analisis itu didasarkan pada rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Senin (2/3/2020) lalu. Realisasi inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi yang terjadi bulan sebelumnya yang hanya 0,09% (mtm).

“Dengan perkembangan ini, inflasi tahunan Jawa Tengah mencapai 3,55% [yoy], Iebih tinggi dlbanding dengan inflasi nasional yang tercatat 2,98% [yoy]. Meski meningkat, inflasi masih terkendali karena berada dalam kisaran target inflasi 2020 yang sebesar 3% plus minus 1%,” kata Kepala Kantor Bank Indonesia Jateng Soekowardojo melalui siaran persnya, Kamis (5/3/2020).

Menurutnya, peningkatan inflasi di Jawa Tengah didorong oleh kenaikan harga pangan. Meskipun demikian, harga beberapa kebutuhan sekunder terpantau BI Jateng mengalami penurunan pada periode laporan.

Cerita di Balik Rumah Akar Kota Lama yang Instagramable

“Kelompok komoditas penyumbang terbesar pada inflasi Februari 2020 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatatkan inflasi sebesar 1,53% (mtm). Sementara itu, inflasi pada kelompok lainnya relatif tidak berdampak terhadap inflasi secara keseluruhan,” ujarnya.

Kenaikan Harga Utama

Dia memaparkan kenaikan harga utamanya terjadi pada subkelompok makanan dalam kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Komoditas bawang putih, cabai merah, beras, dan daging ayam ras mengalami keterbatasan pasokan sehingga menjadi penyumbang inflasi tertinggi pada bulan laporan.

“Keterbatasan pasokan bawang putih disebabkan impor bahan makanan dari Tiongkok yang terhenti akibat virus covid-19 yang tengah melanda. Sementara pasokan cabai merah terbatas akibat curah hujan yang tidak optimal pada musim tanam ini,” tuturnya.

Soekowardojo menambahkan, bumbu-bumbuan, komoditas beras juga mengalami keterbatasan produksi yang disebabkan bergesernya masa panen raya. Kenaikan inflasi pada komoditas Iainnya yaitu daging ayam ras lebih disebabkan oleh penyesuaian harga acuan yang dituangkan melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 7/2020.

Warganet Keluhkan Layanan Buruk BRT Trans Semarang

“Harga pangan masih mengalami kenaikan harga seperti pada Januari 2020 akibat kondisi cuaca yang kurang mendukung produksi. Selain itu, kondisi global turut mendorong keterbatasan pasokan kebutuhan pangan yang bersumber dari impor seperti bawang putih,” tambahnya.

Keterbatasan pasokan harus segera diatasi melalui pemanfaatan teknologi untuk mendorong produktivitas, ketersediaan yang tepat waktu serta peningkatan kerja sama perdagangan antar daerah.

“Pemantauan harga pangan secara rutin yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah [TPID] dapat menjadi salah satu bentuk komunikasi efektif dalam pengendalian inflasi. Upaya tersebut diharapkan dapat menjaga inflasi Jateng tahun 2020 tetap berada pada kisaran inflasi 3% plus minus 1%,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.