Insan Wisata Magelang Ruwat Rawat Candi Borobudur

Kirab Ruwat Rawat Borobudur yang diselenggarakan Brayat Panangkaran Borobudur di pelataran candi itu.

Insan Wisata Magelang Ruwat Rawat Candi Borobudur Salah satu kelompok kesenian mengikuti kirab Ruwat Rawat Borobudur yang diselenggarakan Brayat Panangkaran Borobudur. (Antara-Heru Suyitno)

Semarangpos.com, MUNGKID — Kabupaten Magelang, Minggu (9/1/2020), menggelar kegiatan Ruwat Rawat Borobudur. Agenda wisata Magelang itu sebagai sarana pelestarian seni budaya di sekitar kawasan Candi Borobudur yang merupakan cagar budaya dunia itu.

“Kami berharap acara Ruwat Rawat Borobudur ini bisa terus diselenggarakan setiap tahunnya sebagai suatu sarana pelestarian seni budaya peninggalan nenek moyang yang adiluhung,” kata Bupati Magelang Zaenal Arifin, Minggu (9/1/2020).

Ia menyampaikan hal tersebut dalam sambutan tertulis yang disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang Achmad Husein saat pembukaan Ruwat Rawat Borobudur di Pelataran Kenari Candi Borobudur.

Ruwat Rawat Borobudur Dihadiri Dirjen Kebudayaan

Menurut dia, Ruwat Rawat Borobudur oleh Brayat Panangkaran ini juga menjadi salah satu media untuk mengenalkan Candi Borobudur kepada dunia. Ia berharap agenda wisata Magelang yang digagas Brayat Panangkaran itu dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terkait upaya pelestarian dan perlindungan Candi Borobudur.

Sebagai salah satu tujuan wisata super prioritas, Borobudur perlu berbenah pada segenap aspek. Selain menaruh perhatian pada pelestarian Candi Borobudur sebagai salah satu cagar budaya yang tidak ternilai harganya, pengembangan kawasan di sekitar Candi Borobudur yang disiapkan sebagai Bali baru juga harus mempertimbangkan berbagai aspek.

Menurut dia pelestarian berbagai cagar budaya memerlukan keseimbangan aspek ideologis, sosial budaya, akademis, ekologis dan ekonomis guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Kampoeng Dolanan Borobudur Racik Angklung Kebangsaan di Mungkid

“Paradigma baru ini mengubah cara pandang yang semula menitikberatkan kepada pengelolaan situs atau candi menjadi pengelolaan yang berorientasi pada pengelolaan kawasan berikut peran serta masyarakat dan sosial budayanya,” katanya.

Ia menuturkan sebagai sebuah situs, Candi Borobudur tidak hanya dipandang sebagai cagar budaya semata. Konsepsinya lebih ditekankan adalah sebagai keseimbangan, keserasian serta keselarasan antara candi dengan lingkungannya, baik dengan masyarakat maupun kehidupan seni budaya di sekitarnya.

“Hubungan erat antara Candi Borobudur dengan seni budayanya mestinya bisa terus dipertahankan dan dilestarikan sehingga Borobudur tidak hanya dipandang sebagai warisan nenek moyang semata namun lebih dari itu Borobudur dapat menjadi inspirasi dan ekspresi bagi masyarakat, khususnya kepada para pencinta seni dan budaya,” katanya terkait ruwat rawat itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.