Inspiratif!!! Tak Menyerah dengan Pandemi, Pekerja EO di Salatiga Jadi Perajin Kulit
Seorang pekerja EO atau event organizer di Salatiga beralih profesi menjadi perajin kulit akibat sepinya hiburan imbas pandemi Covid-19.
Semarangpos.com, SALATIGA – Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar di bidang ekonomi. Segala jenis usaha menjadi tersendat akibat pandemi, tak terkecuali di kalangan pekerja event atau event organizer (EO).
Seorang pekerja EO yang terkena dampaknya adalah Kurnia Bagus Jatmiko. Ia merasakan betapa beratnya imbas pandemi bagi usahanya yang sangat mengandalkan event atau perhelatan seni dan hiburan.
Maklum, selama masa pandemi agenda hiburan tak terkecuali di Kota Salatiga banyak yang dibatalkan.
Salatiga Siap Jadi Pilot Project Vanili Nusantara
“Terus terang, dengan kondisi seperti saat ini pemasukan jadi menipis. Tak ada event, tidak ada kerja, berarti tidak ada pemasukan,” ujar pria yang karib disapa Jatmiko itu saat dijumpai Semarangpos.com di rumahnya, Senin (28/9/2020).
Kendati demikian, Jatmiko tidak patah semangat. Sederet cara pun harus dilakukan agar dapur tetap ‘ngebul’.
Pria asli Salatiga ini pun menggunakan bakat yang dimiliki untuk membuat kerajinan dari bahan kulit. Kerajinan itu ia tekuni semenjak ada imbauan pemerintah untuk work from home (WFH) atau stay at home demi mengantisipasi persebaran Covid-19.
Pesanan
Waktu luang di rumah pun dimanfaatkannya untuk membuat kerajinan gelang, dompet, tas, strap jam, sabuk, dan jok sepeda motor dari bahan kulit. Ia membuat kerajinan itu secara tradisional atau tanpa mengandalkan mesin.
“Semua saya buat manual. Setelah ada pola, saya jahit tangan. Kalau ada pemesan yang ingin model pahat atau dikasih gambar dan tulisan, juga bisa. Kulit yang saya pakai dari kulit sapi,” terangnya.
Ngaku Kecolongan, Wali Kota Tegal Ternyata Ikutan Nyawer di Acara Dangdutan Wakil Ketua DPRD
Harga kerajinan kulit buatan Jatmiko pun bervariatif. Harga kerajinan kulit buatannya itu dibanderol Rp50.000 hingga Rp1 juta.
“Soal harga tergantung pesanan. Tergantung ukuran dan kerumitannya juga. Kalau gelang saya banderol Rp50.000, dompet sekitar Rp150.000 hingga Rp300.000,” imbuhnya.
Dengan kerajinan kulit itu, Jatmiko pun bisa bertahan menghadapi pandemi. Terlebih, produk Think Leather Goods buatannya memiliki banyak pesanan.
“Pesanan baru tingkat lokal seperti dari Bali, Jakarta, dan Yogyakarta. Kalau dari luar negeri ada, tapi sedikit baru sebatas teman. Saya pasarkan lewat medsos dan info ke teman-teman,” ujar pria yang gemar bermain skateboard itu.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Semen Gresik Salurkan Perlengkapan Prokes untuk Bantu Sekolah Cegah Covid-19
- Program Social Enterprise Semen Gresik Raih Top CSV Award 2021
- Ahli Waris Pasien Covid-19 di Salatiga Bakal Terima Santunan, Ini Besarannya
- Wow! Angka Kesembuhan Covid-19 Salatiga Ungguli Nasional
- Monopoli Jateng Gayeng Jadi Cara Perempuan Salatiga Populerkan Jateng
- 1.300 Anak di Salatiga Terima Vaksin Covid-19
- Ladiid’s Cake and Cookies, Gairah Bimbel Sukoharjo yang Jadi Bisnis Kuliner
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.