Konon Dijaga Ular Raksasa, Pohon Randu Jejer Pemalang Tak Boleh Ditebang

Sepasang pohon randu di Kabupaten Pemalang menyimpan berbagai kisah misteri mulai dari penampakan sosok ular raksasa hingga pantang ditebang.

Konon Dijaga Ular Raksasa, Pohon Randu Jejer Pemalang Tak Boleh Ditebang Sepasang pohon Randu mengapit jalan raya Pemalang-Purbalinga (detik.com)

Semarangpos.com, PEMALANG — Bagi Anda yang akan menuju Kabupaten Purbalingga dari arah Kabupaten Pemalang atau sebaliknya pasti akan melewati sepasang pohon randu raksasa. Pohon yang ditaksir berumur lebih dari 100 tahun ini berdiri mengapit jalan raya Pemalang-Purbalingga di Desa Sikasur, Kecamatan Belik, Pemalang.

Dikutip dari Solopos.com melansir detik.com, Minggu (4/4/2021), banyak mitos yang hingga kini dipercaya warga terkait dengan keberadaan sepasang pohon ini. Randu yang disebut berusia ratusan tahun itu dinamai randu lanang (pria) dan randu wedok (wanita).

“Kalau usianya, saya kecil saja pohon randu sudah sebesar ini. Cerita persis tidak tahu. Soalnya diceritakan turun-temurun dan banyak versinya. Ada yang menyebut randu lanang dan wedok. Ya bisa saja, dari bentuk pohon randu bisa dilihat sendiri,” kata sesepuh warga setempat, Mbah Rais, 68.

Baca juga: Jasa Cuci Keris di Blora Laris Manis di Tengah Pandemi

Mbah Rais menyebutkan selama ini pohon randu itu dikenal orang berada di wilayah Randudongkal. Padahal, lokasi pohon randu itu berada di Desa Sikasur, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Randu berumur sekitar ratusan tahun, tingginya lebih dari 40 meter. Sedangkan diameternya bila delapan orang melingkar dengan berpegangan tangan tidak cukup.

Mbah Rais mengungkapkan jika ada kecelakaan di lokasi sekitar, tidak sedikit warga dari luar daerah yang mengaitkannya dengan sepasang pohon randu tersebut. Namun Mbah Rais menepis anggapan itu karena kondisi jalan memang berliku.

“Ya lihat sendiri memang jalannya berliku-liku. Tikungan tajam sebelum dan sesudah pohon randu banyak. Kalau orang tidak tahu kondisi jalan, dan kurang hati-hati ya celaka. Apalagi yang dari atas, langsung turun dan menikung. Biasanya kendaraan memberikan tanda dengan mengklakson,” papar Mbah Rais.

Ritual Khusus

Sementara itu, Kepala Desa Sikasur, Kusni, mengatakan sepasang pohon randu tersebut terbilang langka jika dilihat dari ukurannya. Di Desa Sikasur ada tiga pohon randu raksasa. Selain sepasang randu jejer, ada juga satu pohon randu serupa yang letaknya cukup jauh yakni di Karangmulya. “Tidak ada yang berani tebang. Makanya siapa pun harus bareng menjaganya,” kata Kusni.

Kusni menceritakan, beberapa tahun yang lalu ada warga asal Purwokerto yang penasaran dan mampir saat dini hari untuk mengambil foto di lokasi pohon randu raksasa itu.

“Beberapa tahun yang lalu, jam satu malam, ada dosen senior dari Purwokerto, ada enam orang, penasaran, malam-malam memfoto randu jejer. Ada penampakan ular besar ada apinya. Pohon memang dikeramatkan warga. Tapi, warga sini tidak tidak ada ritual khusus apa pun,” jelasnya.

Baca juga: Ini Ruas Jalan di Semarang yang Menyimpan Banyak Cerita Horor

Kusni menambahkan, pohon randu jejer raksasa akhir-akhir ini memang tengah tren untuk dijadikan lokasi swafoto kalangan muda-mudi. “Ya tidak masalah. Hanya saja, dilakukan di lokasi yang aman, mengingat lokasi setempat kan jalannya menikung. Jangan dilakukan di jalan raya. Karena selain mengganggu arus kendaraan juga membahayakan, karena jalan menikung sangat tajam,” imbaunya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.