Masa Pandemi, Bank Jateng Salurkan Kredit Rp50,482 T

Meski diguncang pandemi Covid-19, Bank Jateng mampu mempertahankan kinerja keuangannya secara sehat yang dibuktikan dengan sederet pencapaian.

Masa Pandemi, Bank Jateng Salurkan Kredit Rp50,482 T Logo Bank Jateng. (Dok. Solopos.com)

Semarangpos.com, SEMARANG — Bank Jateng mengklaim mampu menjaga kondisi keuangan tetap sehat selama masa pandemi Covid-19. Hal itu dibuktikan dengan sederet pencapaian yang diraih bank berstatus badan usaha milik daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu.

Berdasar laporan keuangan hingga September 2020, Bank Jateng mampu menyalurkan kredit hingga Rp50,482 triliun. Jumlah itu naik dibanding penyaluran kredit pada periode yang sama tahun lalu yakni Rp48,593 triliun.

Selain penyaluran kredit, laba Bank Jateng juga mengalami kenaikan pada 2020 ini mencapai Rp1,4 triliun.

Buruan Ikut! Astra Motor Jateng Adakan Kompetisi Menyanyi Virtual

“Dalam kondisi pandemi, kredit Bank Jateng sampai dengan September masih tumbuh 3,89% secara year on year [yoy]. Itu menunjukkan sistem dan mesin produksi sudah mapan. Efisiensi biaya operasional juga menyumbang perolehan laba,” ujar Direktur Utama Bank Jateng, Supriyatno, di kantornya, Jumat (2/10/2020).

Selain capaian kredit dan laba yang mengalami kenaikan, bank yang dulunya bernama BPD Jateng itu juga mencatatkan pertumbuhan aset mencapai Rp86,297 triliun.

Sementara dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp70,148 triliun, atau tumbuh 12,3% dibanding tahun 2019, yakni Rp62,445 triliun.

Kredit macet

Sedangkan non performing loan (NPL) atau kredit macet lebih tinggi dibanding tahun lalu menjadi 3,78% atau setara Rp1,809 triliun.

Meski demikian, kondisi ini masih terbilang sehat jika mengacu regulasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menetapkan batas maksimal NPL 5%.

Restrukturisasi Kredit di Jateng Rp56,64 Triliun, Mayoritas dari Nasabah Terdampak Covid-19

Supriyatno menambahkan pada masa Covid-19, pihaknya juga melakukan restrukturisasi kredit bagi debitur yang terdampak. Data per September 2020 tercatat sudah ada 16.048 nasabah yang dilakukan restrukturisasi senilai Rp5 triliun.

“Selain itu, perkembangan teknologi digital perbankan menjadi tantangan baru. Bank perlu terus meningkatkan pelayanan nasabah melalui transformasi digital, karakter masyarakat, khususnya masyarakat milenial yang cenderung lebih memilih layanan perbankan yang mudah dan cepat untuk pengembangan teknologi informasi,” jelas pria yang akrab disapa Nono itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.