Mimpi Seram di Rumah Berhantu, 3 Pemudik Bandel di Sragen Lambaikan Tangan

Tiga orang pemudik bandel yang dipaksa menghuni rumah isolasi mandiri yang dijuluki rumah berhantu di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen, akhirnya “melambaikan tangan” menyerah karena sering mimpi seram setelah sepekan tinggal di rumah kosong itu.

Mimpi Seram di Rumah Berhantu, 3 Pemudik Bandel di Sragen Lambaikan Tangan Para anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sragen dan Kecamatan Gondang berpose bersama di depan rumah Landa yang digunakan sebagai rumah karantina bagi pemudik membandel, belum lama ini. (Semarangpos.com-Istimewa)

Semarangpos.com, SRAGEN — Tiga orang pemudik bandel yang dipaksa menghuni rumah isolasi mandiri yang dijuluki rumah berhantu di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen, akhirnya “melambaikan tangan” menyerah karena sering mimpi seram setelah sepekan tinggal di rumah kosong itu.

Mereka merasa ketakutan tinggal di rumah itu. Pemudik itu pun minta pulang karena kangen dengan keluarga, ketakutan, dan ada yang sering mimpi seram.

Satgas Lawan Covid-19 Desa Sepat memulangkan mereka semua setelah mereka membuat surat pernyataan untuk komitmen menjalani karantina mandiri dengan pengawasan keluarga dan lingkungan. Penjelasan itu disampaikan Kepala Desa Sepat, Masaran, Sragen, Mulyono, saat dihubungi Semarangpos.com, Minggu (26/4/2020).

Dua Beruang Madu Lepas dari WRC Jogja Bikin Geger Warga

“Ketiga orang itu minta pulang karena sudah tidak betah lagi dan katanya sering mimpi seram. Ada yang menangis juga karena ketakutan dan bosan. Kalau melihat penampakan hantu belum. Akhirnya ya kami pulangkan tiga hari lalu [Kamis (23/4/2020)]. Mereka harus membuat surat pernyataan lagi untuk sanggup karantina mandiri. Orang tua, keluarga, dan lingkungan ikut mengawasi selama masa isolasi,” ujar Mulyono.

Dikatakan Mulyono sekarang rumah karantina itu kosong lagi. Kebijakan rumah berhantu itu, kata Mulyono, ada sisi baiknya terutama bagi para pelaku perjalanan (PP) atau pemudik yang lain. Dia mendapat laporan bila ada pemudik yang takut pulang ke rumah karena tidak mau dimasukkan ke rumah berhantu itu.

Inisiatif Sendiri

“Ada dua orang warga yang pulang kemudian dengan inisiatif sendiri menempati rumah kosong di dekat rumahnya. Mereka punya kesadaran sendiri karena baru pulang dari Palembang. Mereka sadar diri bila ada ada virus khawatir bisa menularkan yang lain,” kata Mulyono.

Kearifan Lokal Jadi Andalan Kota Magelang Lawan Covid-19

Mulyono juga menjelaskan dua orang itu bekerja di proyek yang sama di Palembang dan pulang pada Jumat (24/4/2020) lalu. Proyeknya di Palembang sudah tidak beroperasi lagi kemudian pulang kampung. Dua warga itu, sebut dia, tinggal di Dukuh Selorejo, Sepat. Dia bersyukur bila ada warga yang memiliki kesadaran mencari rumah kosong daripada diminta tinggal di rumah berhantu.

Sedangkan di Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Sragen, Satgas Desa menyediakan rumah Landa atau rumah zaman kolonial Belanda yang dianggap angker di eks Pabrik Gula Kedung Banteng menjadi rumah karantina. Camat Gondang Catur Sarjanto membenarkan bila rumah Landa itu digunakan untuk rumah karantina tetapi sampai sekarang belum ada warga yang menghuni.

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.