Rumah Angker Bikin Pemudik Sragen Kapok Langgar Aturan Karantina Mandiri

Karantina di rumah angker menjadi andalan Kabupaten Sragen untuk menertibkan para pemudik jika melanggar komitmen yang telah dibuat bersama pemerintah setempat.

Rumah Angker Bikin Pemudik Sragen Kapok Langgar Aturan Karantina Mandiri Para anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sragen dan Kecamatan Gondang berpose bersama di depan rumah Landa yang digunakan sebagai rumah karantina bagi pemudik membandel, belum lama ini. (Semarangpos.com-Istimewa)

Semarangpos.com, SRAGEN – Karantina di rumah angker menjadi andalan Kaabupaten Sragen untuk menertibkan para pemudik jika melanggar komitmen yang telah dibuat bersama pemerintah setempat.

Bagi mereka yang melanggar komitmen karantina mandiri akan dikarantika di rumah angker yang dipercaya berhantu. Hal tersebut telah dilakukan di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Menurut Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, langkah tersebut diambil untuk mengatasi pemudik yang bandel. Karantina di rumah kosong yang disebut-sebut angker itu merupakan penerapan kearifan lokal memanfaatkan ketakutan banyak orang Jawa terhadap hantu.

Kearifan Lokal Jadi Andalan Kota Magelang Lawan Covid-19

Mbak Yuni, sapaan akrab Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menjelaskan ide tersebut muncul ketika ada laporan dari Pemerintah Desa Sepat soal adanya pemudik yang melanggar aturan. Pemudik itu nekat berpergian ke luar rumah padahal masa karantina mandiri selama 14 hari belum rampung.

“Waktu saya cek di salah satu posko, petugas posko bertanya ke saya. Ibu kalau ada pemudik kami tidak komitmen bagaimana? Keputusan apa pun kalau ada bisa kami lakukan? Kemudain saya bilang kalau dia enggak komitmen lagi ada rumah kosong enggak ini di sini. Ide itu muncul, kami lihat dan bersihkan. Kalau ada pemudik nakal lagi masukkan situ,” kata Mbak Yuni di acara Mata Najwa yang tayang di Trans7, Rabu (29/4/2020) malam.

Omah Landa

Ia beralasan upaya mengurung pemudik Sragen di rumah angker itu bisa membuat kapok mereka yang melanggar komitmen. Hal tersebut dinilai ampuh oleh Mbak Yuni lantaran ada tiga pemudik yang betul-betul kapok dan meminta agar dikeluarkan dari rumah angker itu.

Ekonomi Purbalingga Terpuruk, Ini Langkah Pemkab

“Memang harus dibuat kapok. Orang Indonesia itu takut sama hantu. Dibuat efek jera dengan komitmen itu. Mereka pulang kampung tidak bawa penyakit. Saya minta teman-teman desa untuk aktif. Orang ngeyel ini harus diberi punishment,” lanjutnya

“Di Desa Sepat ada gedung kosong dipakailah itu. Mereka hanya tahan tiga hari karena merasa ketakutan dan lapor kepada satgas. Dan akan komitmen dan patuh terhada anjuran pemerintah untuk bisa kembali ke rumah melanjutkan karantina mandiri,” pungkas dia.

Sedangkan di Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Sragen, Satgas Desa menyediakan rumah Landa atau rumah zaman kolonial Belanda yang dianggap angker di eks Pabrik Gula Kedung Banteng menjadi rumah karantina. Camat Gondang Catur Sarjanto membenarkan bila rumah Landa itu digunakan untuk rumah karantina tetapi sampai sekarang belum ada warga yang menghuni.

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.