Perawat RSUP Kariadi Semarang Meninggal karena Corona, PPNI Ajak Tenaga Medis Kenakan Pita Hitam

PPNI Jateng mengajak seluruh perawat mengenakan pita hitam di lengan kanan karena meninggalnya perawat RSUP Kariadi Semarang karena corona.

Perawat RSUP Kariadi Semarang Meninggal karena Corona, PPNI Ajak Tenaga Medis Kenakan Pita Hitam Ajakan PPNI Jateng kepada para perawat untuk mengenakan pita hitam di lengan kanan. (Instagram @dpwppnijateng)

Semarangpos.com, SEMARANG — DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah (Jateng) mengajak seluruh tenaga medis, khususnya perawat yang bertugas untuk mengenakan pita hitam di lengan kanan selama sepekan, mulai 10-16 April 2020.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk duka cita sekaligus penghormatan bagi NK, perawat RSUP dr. Kariadi Semarang yang meninggal dunia, Kamis (9/4/2020). NK meninggal karena positif terinfeksi virus corona atau Covid-19.

Ironisnya, saat hendak dimakamkan di TPU Sewakul, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, jenazah perawat RSUP dr. Kariadi Semarang itu justru ditolak warga.

Padahal, selama ini NK termasuk perawat yang setiap harinya berada di garda terdepan dalam memerangi pandemi virus corona.

Akhirnya, jenazah NK pun dimakamkan di kompleks permakamanan milik RSUP dr Kariadi di Bergota, Kota Semarang.

“Kerawanan paling tinggi itu adalah tenaga medis yang tidak ada di ruang isolasi. Kalau di ruang isolasi, mereka sudah sadar sehingga memakai alat pelindung diri [APD]. Kalau di bagian lain, APD-nya terbatas, jadi rawan terpapar,” ujar Ketua DPW PPNI Jateng, Edy Wuryanto, di Ungaran, Jumat (10/4/2020).

Di Jateng, lanjut Edy saat ini ada sekitar 68.000 perawat yang bertugas setiap harinya. Mereka pun berisiko terpapar virus corona.

Oleh karena itu, Edy pun meminta pemerintah lebih serius memperhatikan keselamatan tenaga kesehatan itu sesuai standar WHO.

“Segera distribusikan APD ke perawat mulai dari tingkat puskesmas hingga rumah sakit. Sebab, perawat tidak mengetahui pasien masuk kategori orang dalam pengawasan (ODP) atau pasien dalam pengawasan (PDP),” tegasnya.

Selain itu, ia juga berharap masyarakat atau pasien lebih jujur kepada tenaga medis saat melakukan konsultasi kesehatan. Terutama, jika pasien itu baru saja melakukan kontak dengan pasien virus corona atau berkunjung ke daerah zona merah.

“Perawat yang meninggal itu bekerja di bagian geriatri. Seharusnya jauh dari pasien ODP dan PDP, tapi ada pasien yang tidak jujur sehingga perawat terpapar,” ungkap Edy.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.