Puluhan SMA Swasta di Semarang Kekurangan Murid, 2 Segera Tutup

Sejumlah SMA swasta di Kota Semarang mengaku kesulitan mendapatkan peserta didik baru hingga memutuskan segera menutup layanan pendidikan.

Puluhan SMA Swasta di Semarang Kekurangan Murid, 2 Segera Tutup Ilustrasi pendidikan SMA. (Dok. Semarangpos.com - Whisnu Paksa)

Semarangpos.com, SEMARANG — Puluhan sekolah menengah atas atau SMA swasta di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) mengeluh kekurangan siswa pada tahun ajaran baru kali ini.

Akibatnya, beberapa sekolah itu pun terancam tutup karena tak mendapat siswa baru.

Ketua Asosiasi Kepala SMA Swasta Kota Semarang, Untung Cahyono, mengungkapkan alasan turunnya minat peserta didik pada sekolah swasta. Salah satunya karena imbas sistem zonasi yang saat ini diterapkan pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMA negeri.

Pendaki Gunung Lawu Ditemukan Meninggal Bertelanjang Dada

Dengan sistem zonasi itu, peluang peserta didik bersekolah di SMA negeri lebih terbuka. Hal ini pulalah yang membuat

“‘Kalau untuk sekolah [swasta] yang menengah ke atas enggak masalah, tapi yang menengah ke bawah itu sangat berdampak. Minat siswa jadi turun,” ujar Untung kepada wartawan di Semarang, Rabu (8/7/2020).

Selain imbas zonasi, turunnya minta ke SMA swasta juga mulai naiknya pamor sekolah kejuruan atau SMK. Diakui Untung saat ini banyak siswa yang memilih melanjutkan sekolah ke SMK karena anggapan bisa langsung bekerja setelah lulus.

“Bahkan untuk SMK swasta saja saat ini sudah pada penuh [siswa baru]. Beda sama yang SMA swasta, kekurangan murid. Ada yang sampai mengurangi kuota, hingga memutuskan tutup atau tidak menerima siswa baru lagi,” ujar Untung.

Untung menyebutkan dari 58 SMA swasta di Semarang, hampir 60% tercatat mengeluhkan kekurangan siswa. Sementara yang terancam tutup adalah SMA Gita Bahari dan SMA Ibu Kartini.

“Kalau SMA Gita Bahari kabarnya mau digunakan untuk kampus biru [perguruan tinggi]. Sedangkan SMA Ibu Kartini katanya mau beralih jadi SMK. Mereka hanya tinggal menghabiskan siswa yang ada saat ini [kelas 11 dan 12],” ungkap Untung.

Kakak Beradik Dokter di Semarang Meninggal Akibat Covid-19, Satunya Pernah Rawat Pasien di Rumdin Wali Kota

Solusi

Untung berharap problem SMA swasta yang kekurangan murid ini bisa diperhatikan pemerintah, dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

“Tolong jangan hanya sekolah negeri yang diperhatikan, swasta juga. Kami kan juga butuh murid,” imbuhnya.

Selain berharap solusi dari pemerintah, Untung juga mengimbau kepada rekan-rekan pengelola SMA swasta untuk membuat inovasi agar tetap diminati siswa.

Salah satunya dengan memperbanyak pendidikan informal atau ekstrakulikuler seperti keterampilan tata boga, maupun olahraga.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.