Ada Cahaya Misterius Sertai Cerita Penemuan Harta Karun di Klaten

Harta karun peninggalan China dan Hindu klasik ditemukan di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Oktober 1990 silam.

Ada Cahaya Misterius Sertai Cerita Penemuan Harta Karun di Klaten Bokor emas yang ditemukan warga di Jogonalan, Klaten, Jateng. (Detikcom-Achmad Syauqi)

Semarangpos.com, KLATEN — Harta karun peninggalan China dan Hindu klasik ditemukan di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Oktober 1990 silam. Kisah di balik penemuan yang menghebohkan warga itu tak habis-habis dibahas, bahkan hingga kini, termasuk soal cahaya misterius yang menyertai penemuan itu.

Konon, harta karun tersebut ditemukan enam warga di areal persawahan di dekat sungai yang sedang menggali tanah. Tetapi cangkul salah seorang warga membentur benda keras di kedalaman sekitar tiga meter yang merupakan guci.

Salah seorang warga yang menemukan harta karun tersebut mengaku sempat melihat cahaya misterius sebelumnya. “Malam sebelum menemukan guci, saya seperti melihat cahaya atau ndaru di timur desa. Saya waktu itu pas jam 01.30 WIB mengantar ketela pohon untuk dijual ke Pasar Dompyongan,” terang salah satu petani yang menemukan harta karun tersebut, Sudadi, seperti dilansir Detik.com, Senin (27/7/2020).

Ada Hantu Mengintip dan Genderuwo Usil di UNS Solo

Sudadi mengatakan cahaya misterius yang dilihatnya kepada lima temannya, Widodo, Wito Lakon, Hadi Sihono, Surip, dan Sumarno. Mereka kemudian menggali tanah uruk di areal persawahan Jogonalan, Klaten, namun tiba-tiba menemukan harta karun di kedalaman sekitar tiga meter.

“Saat menemukan di lokasi hanya tiga orang. Sebab yang dua orang naik ke mobil mengantar tanah. Sekitar pukul 11.30 WIB cangkul saya kena guci,” sambung dia.

Perhiasan Berbagai Bentuk

Temuan guci tembaga itu kemudian dibawa ke balai desa setempat untuk dibuka. Ternyata, isinya perhiasan emas dan perak dengan berbagai bentuk.

Ini Ciri-Ciri Warung dengan Ajian Pelaris Kata Youtuber

“Ada empat guci, yang dua berukuran besar dan yang dua kecil. Yang besar isinya koin emas banyak sekali dan yang kecil isinya berbagai macam perhiasan,” jelasnya.

Kala itu, Sudadi dan lima orang temannya mendapat penghargaan dalam bentuk uang senilai Rp18 juta. Uang tersebut dipakai untuk membeli tanah dan membangun rumah oleh Sudadi.

“Saya belikan tanah dan bangun rumah. Tapi tidak betah dan rumah saya jual dan belikan rumah yang sekarang ini,” tandasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.