Begini Kiat Pemprov Jateng Tekan Kecurangan Pengadaan Obat-Obatan
RSUD Margono Soekarjo Purwokerto bekerja sama dengan Pemprov Jateng membuat inovasi Mangan Mendoane Rini untuk pengadaan obat-obatan.

Semarangpos.com, PURWOKERTO – RSUD Margono Soekarjo Purwokerto bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membuat inovasi Pengembangan Sistem Pengelolaan Sediaan Farmasi: Obat/Alat Habis Pakai Terintegrasi Rekam Medik Elektronik. Inovasi dalam pengadaan obat-obatan Pemprov Jateng itu disingkat Mangan Mendoane Rini.
RSUD Margono Soekarjo yang jadi lokasi penerapan inivasi ini berada di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Rumah sakit itu merupakan salah satu rumah sakit umum milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Inovasi tersebut dirancang untuk meminimalisasi kecurangan pengadaan obat-obatan dan alat habis pakai (AHP) di rumah sakit milik Pemprov Jateng tersebut.
Sidoluhur, Batik Pembawa Kemuliaan…
Setiap harinya pasien yang datang ke rumah sakit ini lebih dari 900 orang. Selain itu, resep yang diberikan mencapai lebih dari 6.400 resep/hari.
Hal ini meningkatkan kebutuhan logistik khususnya obat dan AHP mencapai 37% dari total anggaran rumah sakit. Masalah ini timbul karena adanya praktik kolusi dalam pengadaan persediaan farmasi seperti obat-obatan dan AHP.
Kecurangan pengadaan persediaan farmasi menyebabkan pemborosan biaya operasional penyediaan obat sehingga menyebabkan over stock atau kelebihan stok. Kelebihan stok pada obat-obatan dan AHP menimbulkan kerugian. Kerugian disebabkan karena banyaknya persediaan farmasi yang kadaluarsa mencapai 0,15%.
Puisi Aji Saka Jadi Asal-Usul Aksara Jawa
Selain itu, RSUD Margono Soekarjo kerap kali mendapati ketidakakuratan pencatatan persediaan obat. Ketidakakuratan ini menyebabkan banyaknya komplain dari pasien yang harus mencari obat di luar rumah sakit.
Terhubung Rekam Medik
RSUD Margono Soekarjo bekerja sama dengan Pemprov Jawa Tengah mengembangkan Mangan Mendoane Rini untuk mengurangi berbagai masalah yang timbul terkait penyediaan obat. Inovasi ini menyambungkan catatan rekam medik pasien dengan penggunaan obat dan stok obat yang seharusnya masih tersedia.
Dengan adanya inovasi ini terbukti mampu menurunkan berbagai masalah yang timbul. Anggaran yang diperlukan untuk pengadaan obat dan AHP menurun hingga menjadi 26% dari total anggaran rumah sakit. Inovasi ini juga diklaim mampu mengurangi tindak kolusi pengadaan persediaan obat.
Mengulik Arti di Balik Warna-Warni Batik
Dengan adanya pencatatan berbasis sistem, tingkat akurasi persediaan obat dan AHP lebih terjamin. Kerugian akibat obat dan AHP kadaluarsa turun menjadi 0,08% saja. Persediaan obat yang akurat membawa dampak baik bagi pasien.
Pasien mengaku senang sebab dengan adanya sistem ini persediaan obat di rumah sakit lebih terjamin.
“Pelayanannya baik, ramah, cepet, dan tidak terlalu menunggu lama. Selama ini saat menebus obatnya selalu tersedia sehingga saya tidak perlu ke apotek lain untuk menebus obatnya,” ungkap salah seorang pasien dalam Youtube rsmargono, Senin (6/7/2020).
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Gubernur Ahmad Luthfi: Tidak Ada Kenaikan Tunjangan Perumahan DPRD di Jawa Tengah
- Pengurus LFSP Dikukuhkan Gubernur Jateng, Siap Fasilitasi Ratusan Ribu Santri
- Demo Ricuh, Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Masyarakat Jateng Jaga Kondusivitas
- Gandeng Australia, Pemprov Jateng Perluas Kerja Sama, Tingkatkan Investasi
- Harapan Warga Jawa Tengah Terwujud Punya Jalan Mulus
- Hampir 90 Persen Jalan Provinsi Jateng Sudah Selesai Diperbaiki
- Pelayanan Publik di Pati Berjalan Normal, Warga: Pengurusan Tetap Lancar
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.