BKSDA Jateng Usut Matinya Macan Tutul Gunung Muria

Pejabat Pengendali Ekosistem Hutan Muda BKSD Jateng, Budi Ambong, mengaku menyelidiki penyebab kematian macan tutul Gunung Muria.

BKSDA Jateng Usut Matinya Macan Tutul Gunung Muria Ilustrasi macan tutul. (Harian Jogja-Istimewa)

Semarangpos.com, SEMARANG — Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah (Jateng) turun tangan setelah macan tutul di lereng Gunung Muria, wilayah Pati, Jawa Tengah mati dengan luka di bagian anus. Apakah dugaan BKSDA atas penyebab kematian macan itu?

Dugaan BKSD Jateng itu menguat setelah melihat hasil pemeriksaan dokter Hendrik dari Kebun Binatang Mangkang untuk menguak penyebab kematian macan tutul tersebut. “Sekarang sudah dilakukan nekropsi dokter, cuma untuk uji lanjutan sampelnya harus dikirim ke Unair [Universitas Airlangga]. Kalau dari analisis dokter, macan tutul yang mati itu karena sakit,” ujar Pejabat Pengendali Ekosistem Hutan Muda BKSD Jateng, Budi Ambong, kepada wartawan di Semarang, Rabu (15/1/2020) pagi.

Budi mengatakan macan tutul yang berusia 1,5 tahun itu ditemukan mati dengan luka pada bagian anus. Kucing  besar berjenis Panthera pardus melas itu ditemukan tak bernyawa oleh seorang warga Dukuh Beji RT 003/RW 002, Desa Plukaran, Kecamatan Gembong, Pati, Jateng, Minggu (12/1/2020).

Macan tutul itu ditemukan tergeletak tak bernyawa di Kebun Sekar Gading, atau sekitar 50 meter dari kandang sapi milik warga dengan kondisi anus berdarah. Warga sempat mengubur bangkai macan tutul di desa setempat pada Senin (13/1/2020). Namun, selang beberapa saat petugas BKSDA Jateng melakukan evakuasi terhadap bangkai hewan buas itu untuk dilakukan pemeriksaan di Semarang.

Budi mengatakan macan tutul tersebut turun ke permukiman warga karena disebabkan beberapa faktor. Salah satunya faktor menipisnya makanan dan air. Menurut Budi, habitat macan tutul di kawasan Gunung Muria hingga saat ini masih terjaga dengan baik dan tersebar di seluruh wilayah Pegunungan Muria.

Hal itu selaras dengan pantauan kamera trap BKSDA yang berhasil menangkap lima penampakan macan tutul yang berbeda-beda. “Kalau ada kawanan macan tutul indikasikan bahwa habitatnya masih bagus. Itu kan top predator. Kalau ada macan tutul elang secara ekologi masih bagus,” jelasnya.

Dengan adanya temuan tersebut, maka pihaknya tahun ini akan memperbanyak pemantauan macan tutul di Gunung Muria. “Selama ini kita fokusnya ke Nusakambangan, namun dengan adanya temuan seperti ini, kita juga akan intensif melakukan pengawasan di Muria,” ujarnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.