Cerita Petugas KPPS Semarang Sempat Ketar-Ketir Masuk Ruang Isolasi Covid-19

Petugas KPPS Kota Semarang harus mempertaruhkan nyawanya saat mengambil kotak suara di ruang isolasi pasien Covid-19 pada Pilwalkot Semarang 2020.

Cerita Petugas KPPS Semarang Sempat Ketar-Ketir Masuk Ruang Isolasi Covid-19 Ilustrasi tempat pemungutan suara. (Dok. JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Semarangpos.com, SEMARANG – Beban petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pada pemilihan kepala daerah atau pilkada tahun ini semakin bertambah.

Tak hanya melayani pemilih di tempat pemungutan suara (TPS), mereka juga harus melayani pemilih yang berstatus pasien Covid-19 di ruang isolasi saat pemungutan suara, Rabu (9/12/2020).

Praktis, mereka pun harus masuk ke ruang isolasi pasien Covid-19. Ancaman tertular virus yang mematikan itu pun sempat membayangi petugas KPPS Kota Semarang itu.

Pandemi Covid-19 Belum Terkendali, LaporCovid-19 Minta Pemerintah Tunda Pilkada 2020

Seperti yang alami Purwanto, 37. Anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kota Semarang ini mengaku sempat ketakutan saat ditugaskan mengambil kotak suara Pilkada atau Pilwalkot Semarang di ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang.

Purwanto dan teman-temannya sempat ragu saat hendak memasuki ruang isolasi pasien Covid-19. Kekhawatiran akan tertular virus yang berbahaya itu sempat menghantui, meski telah mengenakan alat pelindung diri (APD) secara lengkap.

Saking takutnya, ia dan rekan-rekannya pun sempat saling dorong. Akhirnya, ada satu petugas yang bersedia masuk ke ruangan itu untuk mengambil kotak suara.

“Kita sempat drama dulu, ada aksi dorong-dorongan karena takut,” ujar Purwanto, dikutip dari Suara.com, Rabu (9/12/2020).

Purwanto mengakui, kali ini dia benar-benar takut. Tak ada yang tahu mana tempat yang berbahaya dan terinfeksi Covid-19. Saat itu, ia benar-benar takut teringat keluarga yang ada di rumah.

“Saya akui, saya memang takut. Kepikiran keluarga yang ada di rumah,” ujarnya.

Meski saat itu dia sudah memberanikan untuk masuk ruang isolasi, ia tetap takut. Bahkan, saat itu dia tak berani menyentuh barang-barang yang ada di ruang isolasi karena takut.

“Saya tak menyentuh apapun di sana [ruang isolasi],” ujarnya.

Berdoa

Untuk mengurangi rasa takutnya, ketika memasuki ruangan isolasi dia selalu berdoa kepada Tuhan agar diberi keselamatan. Ia bersyukur, karena bisa menuntaskan tugas mengambil kotak suara di RSUD Wongsonegoro. Setelah selesai, dia mengaku tak sempat mandi maupun membersihkan diri.

Setelah dari ruangan isolasi, dia hanya menggunakan hand sanitizer untuk membersihkan tangan dan bajunya. Selain itu, ia juga berusaha untuk jaga jarak dengan petugas lain setelah kembali ke TPS.

112 Pebulu tangkis Muda Unjuk Kekuatan di Liga PB Djarum

Kepala Seksi (Kasi) Perawatan RSUD Wongsonegoro, Philip Purworahyono, mengungkapkan pemungutan suara dilakukan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang berada di wilayah sekitar rumah sakit.

Petugas KPPS melakukan pemungutan suara turut didampingi tenaga kesehatan. “Kemarin itu ada 160 pasien yang akan melakukan coblosan. Tapi, ada beberapa yang meninggal atau pulang. Yang Covid-19 masih ada di sini 80-an orang. Usia mereka rata-rata 40-an tahun,” ujar Philip saat dihubungi.

Philip mengatakan proses pemungutan suara kepada pasien Covid-19 dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Caranya, petugas KPPS hadir ke rumah sakit. Mereka lalu didampingi petugas rumah sakit untuk mendatangi pasien Covid-19 di ruang isolasi.

Sebelum memasuki ruang isolasi, petugas KPPS akan diberikan baju hazmat dan alat pelindung diri (APD) lainnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.