Duh, Pandemi Covid-19, Minat Warga Salatiga Ikut KB Turun

Pandemi Covid-19 berdampak pada turunnya minat warga Salatiga, Jawa Tengah (Jateng) untuk mengikuti program Keluarga Berencana atau KB.

Duh, Pandemi Covid-19, Minat Warga Salatiga Ikut KB Turun Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, saat mengisi acara lokakarya tentang Keluarga Berencana di Aula Kecamatan Argomulyo, Senin (5/4/2021). (Semarangpos.com-Humas Pemkot Salatiga)

Semarangpos.com, SALATIGA – Laju pertumbuhan penduduk di Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng)  berpotensi mengalami ledakan dan sulit dikendalikan. Hal ini menyusul turunnya minat warga Kota Salatiga menjadi peserta Keluarga Berencana atau KB selama masa pandemi Covid-19.

Data yang diterima Semarangpos.com dari Pemkot Salatiga menyebutkan jumlah peserta KB di Salatiga pada 2020 mencapai 1.768 orang. Angka ini mengalami penurunan sekitar 29% dari tahun sebelumnya, 2019 yang mencapai 2.485 peserta. Penurunan hampir di seluruh metode kontrasepsi baik IUD, MOP, kondom, implan, suntik, maupun pil.

“Jumlah [penurunan peserta] ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. Kita harus bisa memberikan pemahaman tentang pentingnya program KB ke masyarakat. Agar semua bisa berjalan bersama dan baik,” ujar Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, saat membuka Lokakarya Daerah Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Aula Kecamatan Argomulyo, Salatiga, Senin (5/4/2021).

Baca juga: 11 Juta Keluarga di Jateng Bakal Dilakukan Pendataan

Menurut Yuliyanto, program Bangga Kencana bertujuan melakukan intervensi kepada keluarga oleh BKKBN dan perangkat daerah pengelola KB. Program ini dibentuk untuk menyeimbangkan kebutuhan dan jumlah penduduk yang ada.

“ Program  Keluarga Berencana bertujuan agar keluarga sebagai unit kecil menjadi NKKBS [Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera]. Sehingga, keluarga bisa membina dan membentuk keluarga yang andal,” kata Yuliyanto.

Pelayanan Kontrasepsi

Wali Kota Salatiga menambahkan tantangan program KB ke masyarakat saat ini adalah membangun keluarga melalui pelayanan kontrasepsi bagi masyarakat. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.

“Ini tidak hanya fokus ke masalah kependudukan dan KB saja. Tapi, pembangunan keluarga mulai dari rencana keluarga yang baik dengan beberapa program seperti Bina Keluarga Balita [BKB] untuk menurunkan stunting, program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui PKBR, PUP, serta keterampilan hidup dan pendidikan,” imbuhnya.

Baca juga: Dewan Masjid Jateng Izinkan Salat Tarawih di Masjid

Selain itu, Yuliyanto juga mengingatkan adanya pelayanan kontrasepsi. Pembatasan interaksi secara fisik saat ini menjadikan intensitas pelayanan dan akses kesehatan termasuk pelayanan kontrasepsi menjadi terkendala.

“Pada masa pandemi ada kekhawatiran terhadap penurunan jumlah peserta KB. Ini tentunya berpotensi meningkatkan laju pertumbuhan. Ini harus kita pikirkan dan cari solusi terbaik,” imbuhnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.