Gubernur Ganjar Putuskan Jateng di Rumah Saja, APPSI: Pedagang Pasar Enggak Makan 2 Hari

Pedagang pasar di Kota Semarang yang tergabung dalam APPSI menilai kebijakan Jateng di Rumah Saja akan menyusahkan kelompok pedagang pasar.

Gubernur Ganjar Putuskan Jateng di Rumah Saja, APPSI: Pedagang Pasar Enggak Makan 2 Hari Pedagang pasar pagi Kota Salatiga membereskan barang dagangan mereka yang kini digelar di sepanjang Jl. Jenderal Sudirman, Senin (27/4/2020). (Semarangpos.com-Nadia Lutfiana Mawarni)

Semarangpos.com, SEMARANG — Pro dan kontra terus mengiringi program Jateng di Rumah Saja yang digagas Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Sikap kontra atau menentang kali ini datang dari Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jateng, Suwanto.

Suwanto mengaku keberatan dengan kebijakan Gubernur Ganjar yang meminta seluruh pasar ditutup selama gerakan Jateng di Rumah Saja dilaksanakan, Sabtu-Minggu (6-7/2/2021). Menurutnya, gerakan itu akan semakin memperburuk kondisi ekonomi pedagang pasar selama pandemi Covid-19.

“Kita keberatan kalau nanti pasar-pasar harus ditutup dua hari. Pedagang pasar kan hidupnya mengandalkan perputaran uang di dalam pasar setiap harinya. Kalau dua hari enggak boleh jualan, mau makan apa?” ujar Suwanto kepada wartawan di Semarang, Rabu (3/2/2021).

Baca juga: Puncak Musim Hujan, Ribuan Sawah di Jateng Terendam Banjir

Suwanto menilai daripada menutup pasar, seharusnya Pemprov Jateng mendorong aktivitas pedagang yang mengedepankan protokol kesehatan. Terlebih, selama masa pandemi, banyak pedagang pasar tradisional yang terpuruk karena omzetnya terus merosot.

“Harusnya diupayakan tidak ada penutupan pasar tradisional. Lebih baik protokol kesehatan yang dioptimalkan seperti perilaku memakai masker, jaga jarak, mencegah kerumunan, supaya ekonomi tumbuh kembali dengan baik,” tuturnya.

350.000 Pedagang

Ia menjelaskan saat ini nasib para pedagang di Jateng yang berjumlah 350.000 orang benar-benar diujung tanduk. Menurutnya, masih ada cara lain yang dapat diterapkan tanpa harus menghentikan total aktivitas pasar untuk menekan persebaran Covid-19.

Senada disampaikan Ketua Paguyuban Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Jateng Johar, Suharman. Ia menilai kebijakan menutup pasar selama dua hari bakal menimbulkan multi efek yang berkepanjangan.

Pihaknya pun meminta agar penerapan kebijakan tersebut dapat mempertimbangkan keberlangsungan kehidupan para pedagang pasar di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Pedagang pasar tradisional memang menjadi kelompok yang paling terdampak dengan gerakan Jateng di Rumah Saja.

Baca juga: Dukung Gerakan Jateng di Rumah Saja, Polda Tak Terapkan Sanksi Khusus

Dalam SK Gubernur Jateng No. 443.5/000/933 tentang Peningkatan Kedisiplinan dan Pengetatan Protokol Kesehatan pada PPKM Tahap II tanggal 2 Februari 2020, Ganjar memutuskan kepada kepala daerah se-Jateng untuk melaksanakan Gerakan Jateng di Rumah Saja.

Untuk menyukseskan gerakan itu, Ganjar meminta agar dilakukan penutupan di sejumlah sarana dan prasarana publik seperti jalan, pusat perbelanjaan, pasar, hingga destinasi wisata.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.