Kasus Covid-19 di Semarang Tertinggi, Ini Kata Gubernur Ganjar…
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, angkat bicara terkait pernyataan Satgas Covid-19 pusat yang menyatakan kasus aktif Covid-19 di Kota Semarang tertinggi.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memaparkan progres penanganan Covid-19 di Jawa Tengah. (Antara-Humas Pemprov Jateng) Semarangpos.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, angkat bicara terkait pernyataan Satuan Gugus Tugas Covid-19 pusat yang menyebut kasus aktif Covid-19 di Kota Semarang yang tertinggi di Indonesia. Menurut Ganjar, data yang disampaikan pemerintah pusat tersebut keliru.
“Itu [data] kan keliru dari pusat. Tapi sudah dibetulin. Pak Wali Kota [Semarang, Hendrar Prihadi] juga sudah statemen [soal data],” ujar Ganjar saat dijumpai di kantornya, Rabu (2/9/2020) sore.
Sebelumnya, Satgas Covid-19 melalui jubirnya, Prof. Wiku Adisasmito, pada 29 Agustus lalu menyebut kasus aktif Covid-19 di Kota Semarang mencapai 2.317 orang.
Guru Besar Bahasa Unnes Sebut Kata ‘Anjay’ Tidak Bisa Dilarang, Tapi…
Padahal, berdasarkan situs web corona.semarangkota.go.id, total kasus terkonfirmasi di Kota Semarang mencapai 6.126 orang. Di mana 516 orang masih dirawat atau kasus aktif, 4.980 orang dinyatakan sembuh, dan 630 orang meninggal dunia.
Mendengar tingginya angka kasus aktif itu, Ganjar pun mengaku kaget.
“Enggak tahu si penyebabnya apa, wong saya juga kaget ketika dapat [data] itu. Kok begini. Makanya, saya langsung cek ke Dinkes Jateng. Dinkes Jateng langsung cek ke kota [Pemkot Semarang],” ujarnya.
Ganjar mengatakan Dinkes Jateng dan Dinkes Kota Semarang telah berkomunikasi terkait data penambahan kasus baru Covid-19.
Koordinasi
Menurutnya, selama ini Pemkot Semarang dan Dinkes Jateng terus berkoordinasi terkait pendataan Covid-19. Hal itu dilakukan agar data yang disampaikan bisa serupa sehingga tidak terjadi kebingungan kepada masyarakat.
Tak Hanya di Banyumas, Happy Hypoxia Juga Ditemukan di Solo & Semarang
“Umpama cut off tim kita sepakati jam 12, ya sudah jam 12 yang kita pakai. Data lalu didistribusikan ke pusat, provinsi, kota semua akan bukan file yang sama. Kalau tidak ya engga bisa. Mau sampai kapan pun kita akan berdebat tentang angka-angka itu dan kemudian tidak akan mendapatkan new virus tapi news virus,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo, membenarkan adanya perbedaan data dari pusat terkait jumlah kasus aktif Covid-19 di Kota Semarang.
“Data real-nya tidak seperti itu. Kalau basic datanya kemungkinan pusat itu by test. Maka, kalau lihat jumlah terkonfirmasi Jateng maupun kota itu sekitar 5.000, tapi pusat mencatat 7.000. Jadi, kemungkinan itu [data] berdasarkan tes bukan orang,” imbuhnya.
Meski demikian, Yulianto mengaku masih menganalisis perbedaan data itu. Hal itu karena perbedaan tidak hanya pada kasus aktif Covid-19, tapi juga total kasus.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Gubernur Ahmad Luthfi Sebut Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia Tercanggih
- Pemprov Jateng akan Integrasikan Trans Jateng dengan Ojek Online dan Angkot
- Gubernur Ahmad Luthfi Perintahkan Bupati dan Wali Kota di Jateng Petakan Daerah Rawan Bencana
- Ketua DPRD Sumanto: Alih Fungsi Lahan Pertanian Ancam Ketahanan Pangan Jawa Tengah
- Nilai Investasi di Jawa Tengah Tembus Rp66,13 Triliun, Serap 326.462 Tenaga Kerja
- Hadiri Acara PWI di Solo, Gubernur Ahmad Luthfi Ungkap Peran Penting Pers bagi Pemerintahannya
- Dilepas Gubernur Ahmad Luthfi, Kontingen Jateng ke Pomnas XIX Diharapkan Jadi Juara Umum
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.