Kasus Kematian Covid-19 di Jateng Didominasi Pasien Belum Divaksin

Tingkat kematian Covid-19 di Jawa Tengah (Jateng) yang tergolong tinggi salah satu pemicunya adalah belum banyaknya masyarakat yang divaksin Covid-19.

Kasus Kematian Covid-19 di Jateng Didominasi Pasien Belum Divaksin Ilustrasi pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19. (Dok. Solopos-Antara/Muhammad Adimaja)

Semarangpos.com, SEMARANG – Tingginya angka kematian Covid-19 di Jawa Tengah (Jateng) salah satu dipicu lambatnya proses vaksinasi. Berdasarkan kajian tim ahli Covid-19 Jateng, 97,2% kasus kematian akibat Covid-19 di Jateng terjadi pada pasien yang belum menerima suntikan vaksin.

Hal itu disampaikan Penjabat (Pj.) Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Prasetyo Aribowo, saat rapat penanganan Covid-19 di Kantor Gubernur Jateng, Senin (9/8/2021).

“Dari 10 rumah sakit [rujukan Covid-19] di Jateng yang diteliti, ditemukan fakta bahwa 97,2% kasus kematian di rumah sakit terjadi pada pasien yang belum divaksin,” kata Prasetyo.

Baca juga: Kasus Covid-19 Jateng Dilaporkan Tertinggi Nasional, Ini Bantahan Gubernur Ganjar

Selain itu, penelitian itu juga menunjukkan kasus kematian Covid-19 didominasi pasien lanjut usia (lansia), dengan rentang usia 45-65 tahun. Persentase kematian lansia mencapai 58,4% lebih tinggi dibanding kategori usia lain.

“Penelitian juga menemukan sebanyak 87 persen kasus kematian di rumah sakit terjadi pada pasien kategori rentan, di antaranya lansia dan mereka yang memiliki komorbiditas,” jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menilai terkait angka kematian pada pasien yang belum mendapat vaksinasi tergolong besar. Meski demikian, angka itu bisa dicekan, bahkan dilakukan pencegahan.

“Itu hipotesis kita. Makanya, untuk rapat tadi kami ubah cara vaksinasi. Sekarang kit acari daerah yang penduduknya banyak, lansia banyak, komorbiditas banyak. Itu yang diprioritaskan. Jadi sasaran vaksinasi jelas,” ujar Ganjar.

Ganjar juga meminta seluruh kepala daerah di Jateng fokus melakukan vaksinasi kepada kelompok rentan. Vaksin yang diberikan ke daerah harus menyasar ke kelompok-kelompok tersebut, yakni lansia dan pasien dengan penyakit penyerta.

“Sementara yang dari TNI/Polri bisa menyasar yang umum. Sehingga lebih enak pembagiannya. Biar tidak berebut,” jelasnya.

Testing & Tracing

Selain soal vaksinasi, Ganjar juga meminta kabupaten/kota lebih gencar dalam melakukan tracing dan testing. Beberapa daerah, menurut Ganjar masih rendah tingkat tracing dan testing.

“Umpama tadi Brebes, kenapa rendah [testing dan tracing], mereka bilang enggak punya PCR. Maka saya usulkan digenjot pakai antigen dan kalau tidak pengadaan peralatan. Rembang jug sama, tapi alasannya karena yang positif sedikit, jadi tracing turun,” ujar Ganjar.

Sementara itu berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tingkat vaksinasi Covid-19 Jateng masih terbilang rendah.

Baca juga: Polda Jateng Gelar Vaksinasi Merdeka Candi, Ini Cara Ikutannya

Bahkan Jateng merupakan provinsi kedua terendah di Pulau Jawa dalam tingkat percepatan vaksinasi. Dari 28,7  juta sasaran, baru sekitar 19,49% atau sekitar 5,59 juta orang yang mendapat suntikan vaksin pertama. Sedangkan untuk suntikan kedua baru menyasar 3,15 juta penduduk atau 10,99% dari target.

Sementara itu, Jawa Barat (Jabar) menjadi provinsi paling rendah dalam hal percepatan vaksinasi. Dari 37,9 juta sasaran, baru sekitar 17,64% sasaran yang divaksin pertama dan 8,64% sasaran yang menerima vaksin kedua.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.