Kecamatan Kota Kudus Diserbu Ulat Bulu

Serangan ulat bulu membuat resah warga Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Senin (27/1/2020).

Kecamatan Kota Kudus Diserbu Ulat Bulu Seorang anak menunjukkan ulat bulu di Desa Singocandi, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Senin (27/1/2020). (Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif)

Semarangpos.com, KUDUS — Belasan keluarga di Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, resah dengan serbuan ulat bulu yang terjadi sejak tiga hari terakhir. Ulat-ulat bulu itu bahkan masuk ke rumah-rumah warga.

“Awalnya, ulat bulu ditemukan di sejumlah pepohonan yang kebetulan memang ada lahan yang tidak dirawat oleh pemiliknya,” papar Susanto, warga Desa Singocandi, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Senin (27/1/2020).

Setelah ditebang oleh warga dengan harapan ulatnya mati, kata dia, ulat-ulat bulu itu justru berpindah ke rumah warga. Ia mencatat ada puluhan rumah warga yang ditemukan ulat buru di rumahnya, terutama di atap rumah dan dinding rumah.

Demi mencegah penyebarannya semakin meluas, warga pun berinisiatif membeli obat pestisida untuk dilakukan menyemprot mati ulat-ulat tersebut. “Hasilnya memang belum maksimal karena masih banyak ulat yang belum disemprot. Maklum ada yang sampai di atap rumah dan tiang antena televisi maupun tandon air warga,” ujarnya.

Ia berharap ada bantuan dari pemerintah, meskipun pemerintah desa sudah membantu memberikan obat penyemprot ulat bulu tersebut.

Warga lainnya, Sri Indrawati mengaku resah dengan serangan ulat bulu tersebut, karena di atap rumah yang ditempatinya juga banyak ulat bulu. “Karena tertutup rapat dan rajin dibersihkan, untuk sementara ulat bulu tidak ada yang masuk ke dalam kamar,” ujarnya.

Kasi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Arin Nikmah mengakui belum ada laporan terkait serangan ulat bulu di Desa Singocandi. Kalaupun ada laporan, kata dia, akan segera ditindaklanjuti, mengingat saat sekarang memang musim kemunculan ulat bulu dengan populasi yang banyak.

Untuk mengatasinya, kata dia, memang harus dilakukan penyemprotan dengan obat hama, meskipun keberadaannya tidak begitu mengganggu. “Masyarakat biasanya hanya khawatir dengan bulu ulat yang bisa membuat seseorang terserang gatal-gatal atau merasa risi,” ujarnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.