Kreatif! Hadapi Pandemi Covid-19, Siswa SD di Salatiga Bikin Cerpen
Siswa SD Marsudirini 77 di Salatiga meluangkan waktunya pada masa pandemi Covid-19 dengan cara membuat karya tulis berupa cerpen.
Semarangpos.com, SALATIGA — Pandemi Covid-19 memaksa anak-anak untuk menjalani proses belajar di rumah. Meski demikian, hal itu tak lantas membuat siswa sebuah sekolah dasar atau SD di Salatiga, Jawa Tengah (Jateng) minim kreasi.
Waktu belajar di rumah justru dimanfaatkan siswa 2 SD Marsudirini 77 Salatiga untuk membuat sebuah karya tulis berupa cerpen. Cerpen berjudul Kumpulan Cerita Anak, Kisah Perjalananku itu bahkan resmi diterbitkan Kamis (6/8/2020).
Peluncuran cerpen karya 72 siswa SD Marsudirini itu bahkan turut dihadiri Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.
Wali Kota Salatiga Gagas Gerakan Sehari Tanpa Nasi, Ini Tujuannya…
Salah seorang siswa, Brigitta Kayla Clarissa Alethea, 7, mengaku bangga bisa membuat karya tulis. Saking bangganya, ia pun mengirim surat undangan ke Gubernur Ganjar untuk datang ke acara launching buku tersebut.
“Sebelumnya aku memang kirim surat ke pak Gubernur supaya datang ke sini buat launching buku karyaku dan teman-teman. Ini buku tentang cerita-cerita kami,” kata Kayla.
Proses launching buku cerpen karya anak-anak SD Marsudirini 77 Salatiga itu berlangsung meriah. Dengan protokol kesehatan ketat, proses launching itu hanya dihadiri 6 dari 72 penulis buku. Sementara penulis lain berada di rumah. Sejumlah guru dan Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, juga hadir dalam prosesi itu.
Buku setebal 72 halaman itu berisi cerita-cerita pengalaman dari anak-anak kelas 2 SD Marsudirini 77 Salatiga. Cerita tentang kisah perjalanan saat liburan, ulang tahun, dan pengalaman menyenangkan selama sekolah dan bermain di rumah.
Tradisi
Gubernur Ganjar mengaku bangga dengan karya anak-anak SD Marsudirini 77 Salatiga itu. Ia menilai tradisi menulis di sekolah tersebut terus terjaga. Hal itu berkat ketekunan para guru dalam membimbing murid menulis.
Tidak Pakai Masker, ASN di Jateng Bisa Kena Potong Gaji
“Tulisannya enteng-enteng saja, tentang pengalaman berlibur, perjalanan mereka dan bagaimana kisah di rumah. Ini bagus karena bisa mengajarkan tradisi menulis dan akhirnya meningkat menjadi tradisi membaca dan mengarang di kalangan siswa,” imbuhnya.
Tradisi itu lanjut Ganjar, bisa mengeluarkan imajinasi anak dan menambah literasinya. Mereka akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan berprestasi untuk masa depan.
“Cara belajar seperti ini cocok diterapkan saat proses belajar jarak jauh. Daripada guru memberikan tugas yang sulit-sulit, anak-anak suruh cerita saja, disuruh dongeng tentang matematika, bahasa, kesenian dan lainnya. Bisa juga mereka diminta mengarang soal Covid-19, tentu akan menjadi pembelajaran yang menyenangkan,” ujarnya.
Senada juga disampaikan Wali Kota Yuliyanto yang menilai menulis bisa mendorong siswa menjadi lebih kreatif. “Menulis bisa menjadi salah satu cara menghindari kebosanan saat pandemi. Menulis juga bisa menjadi terapi bagi pelajar,” ujar Yuliyanto.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Percepat Digitalisasi Pendidikan, Pengguna “Pijar Sekolah” Bertambah 1.000 Sekolah dari Tahun Sebelumnya
- Upaya Tingkatkan Pendidikan, Semen Gresik Gelar SG Goes To School di 11 SD di Rembang dan Blora
- Tingkatkan Kualitas SDM dan Mutu Akademik, Upitra Solo Gelar Pelatihan Dosen
- Dorong Daya Saing Generasi Muda, Telkom Hadirkan Digitalisasi Pendidikan di Tarutung
- Kasus Korupsi Bank Jateng, Gubernur Diminta Bertindak
- Gubernur Jateng Ingatkan Pencegahan Gelombang Ketiga Covid-19
- Ganjar Digeruduk Aktivis Mahasiswa di Papua, Diajak Diskusi
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.