Gedung Muhammadiyah Jateng Di-Lockdown, Pengurus Sebut Ada yang Reaktif Covid-19

PW Muhammadiyah Jateng memutuskan untuk menutup kantor atau gedung perwakilannya selama sepekan lebih menyusul adanya satu karyawan yang reaktif Covid-19.

Gedung Muhammadiyah Jateng Di-Lockdown, Pengurus Sebut Ada yang Reaktif Covid-19 Tangkapan layar unggahan akun PW Muhammadiyah Jateng di Facebook terkait pemberitahuan lockdown Gedung Muhammadiyah Jateng mulai 7-18 Agustus 2020. (Facebook PW.Muhammadiyah Jateng)

Semarangpos.com, SEMARANG — Kantor atau Gedung Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Tengah (Jateng) yang terletak di Jl. Singosari Raya No. 33, Kota Semarang, ditutup selama sepekan lebih, mulai  7-18 Agustus 2020.

Informasi penutupan itu disiarkan melalui akun resmi PW. Muhammadiyah Jateng di media sosial Facebook, Kamis (6/8/2020).

Dalam unggahannya, akun tersebut juga mem-posting surat pemberitahuan lockdown yang ditandatangani Ketua PW Muhammadiyah Jateng, H. Tafsir.

Hindari Puso, BMKG Minta Petani Siasati Perubahan Iklim

Kendati demikian, dalam surat pemberitahuan itu tidak disebutkan secara pasti alasan pengurus PW Muhammadiyah Jateng me-lockdown kantornya. Mereka hanya menyatakan penutupan dilakukan atas berbagai pertimbangan demi kebaikan seluruh karyawan. Selain me-lockdown kantor, seluruh karyawan juga diliburkan.

Ketua PW Muhammadiyah Jateng, Tafsir, hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi terkait alasan penutupan gedung tersebut. Saat dihubungi Semarangpos.com melalui sambungan telepon, Tafsir tak merespons. Begitu saat dimintai keterangan melalui aplikasi Whats Apps.

Antisipasi

Sementara itu, Sekretaris PW Muhammadiyah Jateng, Wahyudi, mengatakan penutupan kantor atau gedung dilakukan sebagai bentuk antisipasi setelah ada satu karyawan yang  dinyatakan reaktif Covid-19 melalui rapid test.

“Beberapa hari lalu kan memang kita minta karyawan, terutama yang usianya di atas 50 tahun untuk rapid test. Kebetulan ada satu yang reaktif. Tapi belum positif, karena hasil tes swab-nya belum keluar. Ya [penutupan] sebagai antisipasi saja,” ujar Wahyudi saat dihubungi Semarangpos.com, Kamis malam.

Duh, Pasien Meninggal Akibat Covid-19 di Salatiga Bertambah

Wahyudi menyayangkan bocornya informasi penutupan Gedung Muhammadiyah Jateng tersebut. Padahal, seharusnya informasi itu hanya diperuntukan bagi kalangan internal atau kader. “Tapi, kok sampai diunggah di Facebook. Itu kan harusnya informasi hanya untuk kalangan internal,” tegasnya.

Wahyudi mengungkapkan memang pernah ada salah satu pengurus yang dinyatakan terkonfirmasi Covid-19. Namun, pegurus itu saat ini sudah sembuh dari Covid-19.

“Memang pernah ada yang positif Covid-19. Tapi, sudah lama dan dia sudah sembuh. Dia juga kerja sebagai tenaga kesehatan di RSUP dr. Kariadi, bukan dari kantor [penularan Covid-19],” ungkap Wahyudi.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.