Mahasiswa Untidar Magelang Kirim Bantuan ke NTT

Mahasiswa Universitas Tidar atau Untidar Magelang memberikan bantuan secara langsung kepada korban bencana banjir bandar di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Mahasiswa Untidar Magelang Kirim Bantuan ke NTT Perwakilan BEM KM Universitas Tidar (Untidar) Magelang memberikan bantuan secara langsung ke korban bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT), beberapa waktu lalu. (Semarangpos.com-BEM KM Untidar Magelang)

Semarangpos.com, MAGELANG – Mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Jawa Tengah (Jateng) memberikan bantuan untuk korban bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bantuan itu diberikan secara langsung perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Untidar kepada korban banjir yang berada di Tuak Daun Merah, Amnuban, Kabupaten Malaka, dan Pulau Kera, pada 31 Mei-3 Juni 2021.

Ketua BEM KM Untidar, Ali Yasfi, mengatakan bantuan yang diberikan itu merupakan hasil donasi yang dikumpulkan para mahasiswa Untidar untuk korban banjir bandang yang melanda NTT, April lalu.

Baca juga: Gubernur Jateng Bantu Mahasiswa NTT di Semarang Ungkap Kerinduan

“Tujuan kami ke sini [NTT] adalah membantu pemulihan beberapa wilayah yang terdampak bencana banjir Seroja. Kita salurkan bantuan secara langsung agar tepat sasaran dan wilayah terdampak segera pulih,” ujar Ali melalui aplikasi Whatsapp (WA) kepada Semarangpos.com, Minggu (7/6/2021).

Ali mengatakan bantuan yang dikumpulkan mahasiswa Untidar Magelang itu memang difokuskan ke daerah yang mengalami kerusakan parah dan belum banyak terdistribusi bantuan.

Bantuan yang diberikan berupa sembako, peralatan mandi, dan vitamin. Selain itu, mereka juga memberikan bantuan berupa peralatan masak kepada 35 kepala keluarga di Kabupaten Malaka, tepatnya di Desa Forekmodok, Desa Lamudur, dan Desa Kleselon. Sedangkan di Pulau Kera, bantuan yang diberikan bahan bangunan untuk pembuatan sekolah di wilayah tersebut.

Baca juga: Duh, Dana Bantuan Covid-19 di Banyumas Rp1,9 M Diselewengkan

Berdasarkan pengalaman ke NTT, itu Ali mengaku warga terdampak tidak menyangka bakal terdampak bencana banjir. Hal itu dikarenakan wilayah tersebut merupakan daerah kepulauan dan tidak diprediksi bakal diterjang banjir.

“Masyarakat setempat menyebut bencana banjir dengan sebutan Seroja, kepanjangan dari serangan roh jahat. Mereka beranggapan bencana itu untuk mengusir roh jahat. Mereka tidak menyangka sebelumnya, apalagi melakukan mitigasi. Oleh karenanya, kerusakan yang diakibatkan sangat luar biasa,” ujar Ali.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.