Penanaman Mangrove BPDASHL Solo Mengakomodasi Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir

Program Padat Karya Penanaman Mangrove yang dilakukan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Solo mengakomodasi kearifan lokal

Penanaman Mangrove BPDASHL Solo Mengakomodasi Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Pelaksanaan program Padat Karya Penanaman Mangrove yang dilakukan BPDASHL Solo (istimewa)

Semarangpos.com, SOLO— Program Padat Karya Penanaman Mangrove yang dilakukan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Solo mengakomodasi kearifan lokal dari masyarakat sekitar pesisir. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan prosentase hidup dari mangrove yang ditanam.

Pelaksaan program Padat Karya Penanaman Mangrove yang dilakukan BPDASHL Solo telah memasuki tahapan pelaksanaan. Program ini dilakukan sebagai bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Ground checking, diskusi dengan masyarakat, perizinan, bibit dan sarana prasarana telah dilaksanakan dengan baik. BPDASHL Solo juga melibatkan stakeholder lain seperti Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jawa Timur dan Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi Jawa Timur, agar Padat Karya Penanaman Mangrove ini bisa terlaksana dengan sebaiknya.

Aptrindo Jateng Tolak Rencana Pembatasan Truk Saat Libur Akhir Tahun

Salah satu lokasi program yaitu Desa Lohgung, Kecamatan Brondong, Lamongan. Puluhan warga desa dengan beberapa kapal terlibat dalam penanaman yang
digelar sejak September 2020 tersebut.

Sejumlah total 6.661 bibit mangrove ditanam warga per satu hektare. Sedangkan luas area tanam keseluruhan desa tersebut sebesar 68 Ha dengan jumlah
kebutuhan 453.000 bibit mangrove. Untuk Desa Lohgung, Kecamatan Brondong, Lamongan pelaksanaan penanaman mencakup luas 10 ha dengan 772 HOK.

Warga desa menggunakan sejenis sepeda “pancal” dari papan kayu untuk mendistribusikan bibit dan patok ajir. Kerja sama yang apik mutlak diperlukan
mengingat lokasi penanaman yang berlumpur dan jauh dari daratan.

Kepala BPDASHL Solo, Ir. Suratman, M.Si, dalam rlis yang diterima Semarangpos.com, Kamis (26/11/2020), mengatakan program penanaman mangrove
digelar di dua kabupaten yaitu Lamongan dan Gresik.

“Untuk Kabupaten Lamongan ada tiga desa yaitu Lohgung, Sedayu Lawas, dan Labuan masuk Kecamatan Brondong. Untuk Kabupaten Gresik digelar di lima desa
yaitu Desa Banyuurip, Pangkah Kulon, Pangkah Wetan, Randuboto, dan Manyar.Jadi total ada delapan desa di dua kabupaten,” jelas Suratman.

Ini Kiat Plt Kepala Disdikbud Jateng Soal PTM…

Membantu Ekonomi Rakyat

BPDASHL Solo melalui Padat Karya Penanaman Mangrove berharap bisa membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat sekaligus merawat dan memperbanyak ekosistem mangrove di DAS Bengawan Solo.

Program kerja Padat Karya Penanaman Mangrove merupakan salah satu fokus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pelaksanaan PEN.

BPDASHL Solo menjadi salah satu unit pelaksana dan penanggung jawab penanaman mangrove di kawasan pesisir utara Pulau Jawa yang masuk dalam area kerja DAS Bengawan Solo.

Area penanaman seluas lebih dari 300 hektare (ha) tersebar di dua Kabupaten, yakni Lamongan dan Gresik. Setiap lokasi penanaman melibatkan kelompok masyarakat (PokMasWas) dan menyerap tenaga kerja sebanyak seribuan orang dengan 37.800 HOK.

Selain sebagai bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional, program Padat Karya Penanaman Mangrove ini berfungsi ganda untuk mengembalikan ekosistem mangrove di pesisir utara Pulau Jawa yang mulai berkurang dikarenakan alih fungsi hutan mangrove dan abrasi ombak.

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.