Penanaman Mangrove BPDASHL Solo Dukung Pengembalian Ekosistem Laut

Pelaksanaan program Padat Karya Penanaman Mangrove yang dilakukan BPDASHL Solo telah memasuki tahap pelaksanaan pada Oktober.

Penanaman Mangrove BPDASHL Solo Dukung Pengembalian Ekosistem Laut Pelaksanaan program Padat Karya Penanaman Mangrove yang dilakukan BPDASHL Solo (istimewa)

Semarang.com, SOLO— Pelaksanaan program Padat Karya Penanaman Mangrove yang dilakukan BPDASHL Solo telah memasuki tahapan pelaksanaan. Program ini dilakukan sebagai bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

Selain sebagai bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional, program Padat Karya Penanaman Mangrove ini berfungsi ganda untuk mengembalikan ekosistem mangrove di pesisir utara Pulau Jawa yang mulai berkurang dikarenakan alih fungsi hutan mangrove dan abrasi ombak.

Program Padat Karya Penanaman Mangrove yang dilakukan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Solo mengakomodasi kearifan lokal dari masyarakat sekitar pesisir. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan prosentase hidup dari mangrove yang ditanam.

Ground checking, diskusi dengan masyarakat, perizinan, bibit dan sarana prasarana telah dilaksanakan dengan baik. BPDASHL Solo juga melibatkan  stakeholder lain seperti Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jawa Timur dan Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi Jawa Timur, agar Padat Karya Penanaman Mangrove ini bisa terlaksana dengan sebaiknya.

Dua lokasi program yaitu Desa Sedayu dan Desa Manyar, Kecamatan Brondong, Lamongan. Puluhan warga desa dengan beberapa kapal terlibat dalam penanaman yang digelar sejak Oktober 2020 tersebut.

Jateng Siapkan 2.708 Vaksinator Covid-19

Area penanaman seluas lebih dari 300 ha tersebar di dua Kabupaten, yakni Lamongan dan Gresik. Setiap lokasi penanaman melibatkan kelompok masyarakat
(PokMasWas) dan menyerap tenaga kerja sebanyak seribuan orang dengan 37.800 HOK.

Sejumlah total 6.661 bibit mangrove ditanam warga per satu hektare. Sedangkan luas area tanam keseluruhan desa tersebut sebesar 68 Ha dengan jumlah
kebutuhan 453.000 bibit mangrove.

Untuk Desa Sedayu dan Desa Manyar, pelaksanaan penanaman mencakup luas 16 ha dengan 1.702 HOK. Warga desa menggunakan sejenis sepeda “pancal” dari papan kayu untuk mendistribusikan bibit dan patok ajir. Kerja sama yang apik mutlak diperlukan mengingat lokasi penanaman yang berlumpur dan jauh dari daratan.

Duh, 10,2% Anak di Jateng Lakukan Pernikahan

Padat Karya

Pelaksanaan program Padat Karya Penanaman Mangrove yang dilakukan BPDASHL Solo (istimewa)
Pelaksanaan program Padat Karya Penanaman Mangrove yang dilakukan BPDASHL Solo (istimewa)

Kepala BPDASHL Solo, Ir. Suratman, M.Si, dalam rlis yang diterima Semarangpos.com, Kamis (26/11/2020), mengatakan program penanaman mangrove  digelar di dua kabupaten yaitu Lamongan dan Gresik.

“Untuk Kabupaten Lamongan ada tiga desa yaitu Lohgung, Sedayu Lawas, dan Labuan masuk Kecamatan Brondong. Untuk Kabupaten Gresik digelar di lima desa
yaitu Desa Banyuurip, Pangkah Kulon, Pangkah Wetan, Randuboto, dan Manyar. Jadi total ada delapan desa di dua kabupaten,” jelas Suratman.

Dijelaskan, karena terkait dengan luas area tanam, maka pelaksanaan program padat karya mulai dilaksanakan pada Oktober. Masyarakat hampir setiap hari menanam hingga tercapai target luasan di masing-masing tempat. Desember awal diperkirakan program akan selesai.

BPDASHL Solo melalui Padat Karya Penanaman Mangrove berharap bisa membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat sekaligus merawat dan memperbanyak ekosistem mangrove di DAS Bengawan Solo.

Program kerja Padat Karya Penanaman Mangrove merupakan salah satu fokus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pelaksanaan PEN.

BPDASHL Solo menjadi salah satu unit pelaksana dan penanggung jawab penanaman mangrove di kawasan pesisir utara Pulau Jawa yang masuk dalam area kerja DAS Bengawan Solo.

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.