PPKM Darurat, Tingkat Kematian Covid-19 di Kota Semarang Masih di Atas Nasional

Tingkat kematian Covid-19 di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) mengalami penurunan selama penerapan PPKM darurat, 3-20 Juli 2021.

PPKM Darurat, Tingkat Kematian Covid-19 di Kota Semarang Masih di Atas Nasional Ilustrasi pemakaman jenazah Covid-19. (Dok. Solopos.com-Istimewa)

Semarangpos.com, SEMARANG – Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat yang berlangsung sejak 3 Juli sudah berakhir pada 20 Juli kemarin. Selama 14 hari pelaksanaan PPKM darurat itu, tingkat kematian akibat Covid-19 di Kota Semarang masih tergolong tinggi, bahkan di atas level nasional.

Hal itu diungkapkan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, saat menggelar jumpa pers di Balai Kota Semarang, Rabu (21/7/2021).

Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu menyebut tingkat kematian Covid-19 di  Kota Semarang selama pelaksanaan PPKM darurat mengalami penurunan. Meski demikian, penurunan itu tidak terlalu signifikan.

Baca juga: Jateng Klaim Kasus Kematian Covid-19 Turun, Efek PPKM Darurat?

“Tingkat kematian di Kota Semarang pada 3 Juli kemarin atau pekan ke-26 rata-rata 340 orang per pekan. Sekarang, per tanggal 20 Juli atau pekan ke-28 menjadi 271 orang per pekan. Memang turun dari 6,4% menjadi 6,2%, tapi masih di atas rata-rata nasional. Seusai aturan pusat, maksimal 5%,” ujar Hendi.

Hendi menambahkan masih tingginya tingkat kematian Covid-19 itu membuat Kota Semarang masuk dalam penerapan PPKM level 4 yang berlangsung hingga 25 Juli nanti.

“Jadi, sesuai keputusan pemerintah pusat, PPKM tetap diperpanjang hingga 25 Juli. Bukan lagi PPKM darurat, sekarang pakainya level. Kebetulan kita, Semarang masuknya level 4. Setelah 25 Juli, hasil kedisiplinan, prokes, vaksin, dan kasus membaik, setiap daerah diizinkan memodifikasi kebijakannya,” tutur Hendi.

Hendi mengaku selama penerapan PPKM darurat, kasus Covid-19 di Kota Semarang juga terbilang menurun. Jika sebelum PPKM darurat, jumlah kasus aktif mencapai 2.349 orang, maka per 20 Juli kasus aktif turun menjadi 1.892 orang.

“Dari jumlah itu, sekitar 600 orang merupakan warga luar Kota Semarang. Jadi yang warga asli Semarang sekitar 1.200-an,” tutur Hendi.

BOR Turun

Selain penurunan kasus, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit maupun tempat isolasi juga mengalami penurunan selama PPKM darurat.

Jika sebelum PPKM darurat, BOR di Kota Semarang mencapai 94% untuk ruang isolasi, dan 96% untuk ruang ICU, maka kini turun. Hendi mengklaim saat ini BOR ruang isolasi di Kota Semarang berkisar 57%, sedangkan untuk ICU 84%, dan isolasi terpusat sekitar 23%.

Baca juga: Terlalu! Pemuda Grobogan Gunakan Bansos Prakerja untuk Beli Pil Koplo

“Memang masih ada rumah sakit yang penuh. Dari 21 rumah sakit yang ada, 3 di antaranya masih penuh yakni RS Permata Medika, RS Tlogorejo, dan RS Pantiwiloso. Sementara lainnya, punya cadangan kamar. Kondisi ini berbeda dengan tiga pekan lalu yang antrean sampai di IGD. Hari ini, rata-rata IGD sudah clear,” kata Hendi.

Sementara itu, berdasarkan data siagacorona.semarangkota.go.id per 21 Juli 2021, total kasus Covid-19 di Kota Semarang mencapai 73.875 orang. Perinciannya, 2.020 kasus aktif, 66.471 kasus sembuh, dan 5.384 kasus kematian.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.