Sekolah Bersahabat dengan Covid-19 akan Diuji Coba Karanganyar, Bagaimana Modelnya?

Program sekolah bersahabat dengan Covid-19 akan diberlakukan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.  

Sekolah Bersahabat dengan Covid-19 akan Diuji Coba Karanganyar, Bagaimana Modelnya? Bupati Karanganyar, Juliyatmono, saat memberikan pernyataan tentang melarang masyarakat Karanganyar berhalalbihalal, Senin (18/5/2020). (Semarangpos.com-Sri Sumi Handayani)

Semarangpos.com, KARANGANYAR — Program sekolah bersahabat dengan Covid-19 akan diberlakukan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.  Pemkab Karanganyar akan melakukan uji coba program itu pada awal Juni atau sebelum pelaksanaan PPDB tahun 2020.

Menurut Bupati Karanganyar, Juliyatmono, telah digelar rapat koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Karanganyar perihal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2020 dan kenaikan kelas.

Saat rapat tersebut, Bupati menyampaikan perihal kegiatan belajar mengajar (KBM) di Kabupaten Karanganyar. Menurutnya siswa, belajar di rumah sudah cukup lama atau sekitar dua bulan.

Demi Dapat Bantuan, Warga Serengan Solo Abaikan Jaga Jarak

“Saya mencoba membangkitkan spirit anak-anak. Karena selama ini offline. Guru kan tidak bisa diganti daring, teknologi apa pun. Murid senang ketemu bapak ibu guru. Ini saya coba bikin simulasi kegiatan belajar mengajar di sekolah pada awal Juni nanti,” kata Juliyatmono saat berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya Rabu (20/5/2020).

Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Karanganyar itu berencana melakukan simulasi KBM sekolah bersahabat dengan Covid-19 di kelas di sejumlah sekolah. Jam masuk sekolah siswa akan dibagi menjadi pagi dan siang.

Masuk Sekolah Bergilir

Dia mencontohkan siswa masuk pukul 08.00 WIB dan pulang pukul 11.30 WIB pada sif satu. Siswa yang masuk pada sif dua dijadwalkan masuk pukul 12.30 WIB hingga pukul 15.30 WIB.

247 Warga Joyotakan Solo Jalani Rapid Test Setelah Kontak Erat 3 Pasien Covid-19

“Uji coba satu sampai dua sekolah dulu awal Juni. Masuk dibuat bergilir untuk mengatur jarak tempat duduk di kelas supaya tidak berimpitan. Jadi misal satu ruang 40 siswa menjadi 20 siswa saja per kelas. Ingin uji coba itu sebelum kenaikan kelas atau PPDB,” tutur dia.

Yuli, sapaan akrabnya, berharap simulasi itu dapat membantu pelajar memahami protokol pencegahan persebaran Covid-19 selama belajar di sekolah. Mereka tetap boleh belajar di sekolah tetapi wajib mengenakan masker, menjaga jarak antarteman, rajin cuci tangan pada air yang mengalir, dan menjaga kesehatan.

“Kami minta anak-anak masuk supaya di sekolah mau belajar menjaga jarak, memakai masker. Itu yang saya sebut bersahabat dengan Covid-19,” kata Juliyatmono.

Ancam Sebarkan Foto Porno Korban, Pria Asal Pasar Kliwon Solo Perdayai 10 Cewek ABG

“Bikin perdaban baru, yakni belajar tentang kesehatan, menghilangkan kejenuhan di rumah. Sampel di beberapa kecamatan lalu kami lihat reaksi anak-anak. Belajar berdamai dengan Covid-19,” ujar dia.

Hal senada disampaikan Kepala Disdikbud Karanganyar, Tarsa. Dia menyampaikan kekhawatiran perihal pembelajaran melalui daring. Salah satu kekhawatirannya adalah konsentrasi dan komitmen setiap anak berbeda saat belajar. Oleh karena itu, Pemkab berencana menyimulasikan cara belajar sekolah bersahabat dengan Covid-19.

Budaya Baru

“Budaya baru hidup di tengah Covid-19. Pakai masker, cuci tangan menggunakan sabun, menjaga jarak, dan jaga kesehatan. Akan kami simulasikan di sekolah,” tutur Tarsa saat berbincang dengan wartawan Selasa (19/5/2020).

Warga Sragen Boleh Salat Idulfitri di Tanah Lapang atau Masjid Bila Situasi Aman

“Pembelajaran di rumah secara daring kan hingga 29 Mei. Kemungkinan awal Juni uji coba karena 13 Juli itu sudah tahun ajaran baru. Persiapan setelah Lebaran ini mengubah budaya pola hidup di sekolah,” ujar Tarsa.

Tetapi, Disdikbud Karanganyar harus memastikan sarana kesehatan di sekolah lengkap. Seperti, penyemprotan lingkungan sekolah secara rutin, protokol kesehatan, peralatan penunjang, dan lain-lain.

Tarsa mencontohkan sekolah wajib mengadakan thermometer gun untuk mengecek suhu tubuh siswa maupun guru dan tenaga pendidikan sebelum masuk lingkungan sekolah.

Inilah Cerita Benteng Willem II Ungaran

“Sarana kesehatan ada. Penyemprotan, protokol kesehatan menjadi nomor satu. Kami pantau. Suhu badan dicek. Sekolah bisa beli [thermometer gun] menggunakan anggaran BOS. Kami menciptakan budaya tetapi siswa diikenalkan dulu dengan budaya baru itu. Supaya awal tahun ajaran baru nanti tidak canggung,” kata dia.

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.