Semarang & Pekalongan Bakal Tenggelam, Ini Kata Pakar Lingkungan

Pakar lingkungan Unissula Semarang, Dr Milla Karmilah, menilai prediksi ahli geodesi ITB yang menyebut Semarang dan Pekalongan bakal tenggelam ada benarnya.

Semarang & Pekalongan Bakal Tenggelam, Ini Kata Pakar Lingkungan Pakar lingkungan dan tata kota Unissula Semarang, Dr Milla Karmilah. (Istimewa)

Semarangpos.com, SEMARANG – Pakar lingkungan dan tata kota Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Dr Milla Karmilah, menyebut prediksi ahli Geodesi ITB yang menyatakan tiga wilayah Jateng, yakni Pekalongan, Semarang, dan Demak bakal tenggelam cukup beralasan.

Hal ini dikarenakan ketiga wilayah di Jateng itu mengalami penurunan permukaan tanah yang parah, yakni 10 sentimeter (cm) setiap tahunnya.

Sebelumnya, pernyataan Semarang, Pekalongan, dan Demak bakal tenggelam disampaikan Kepala Laboratorium Geodesi ITB, Dr Heri Andreas. Bahkan ahli geodesi ITB itu menyebut Semarang dan Pekalongan akan tenggelam lebih dulu dibanding Jakarta.

Baca juga: Tiap Tahun Tanah di Semarang Ambles 10 Cm

“Mungkin prediksi itu bisa jadi. Apalagi di sepanjang pantura dari Pekalongan hingga Demak itu penurunan permukaan tanahnya cukup masif, sekitar 10 sentimeter [cm] per tahun,” ujar Milla kepada Semarangpos.com, Rabu (4/8/2021).

Milla mengaku penurunan permukaan tanah di pesisir pantura Jateng disebabkan berbagai faktor. Mulai dari ekstraksi air tanah hingga pembangunan kawasan industri di wilayah pesisir.

“Kalau ini [penurunan tanah] jadi masalah, tentunya Pemerintah Provinsi [Pemprov] Jateng sudah mulai mengambil berbagai kebijakan untuk mengatasi. Tapi, sejauh ini kan belum,” ujar Milla.

Milla mengaku penuruan tanah di wilayah pesisir Jateng sebenarnya bukan suatu hal yang baru. Masalah ini terbilang klasik dan memberi dampak bagi warga di kawasan tersebut setiap tahun.

Dampak dari penurunan tanah ini pun bisa dilihat dari banjir yang melanda di kawasan pesisir pantai utara Jateng, seperti Pekalongan, Demak, dan Semarang setiap tahunnya.

Tanggul Laut

Pemerintah sebenarnya memiliki solusi mengatasi banjir itu dengan membangun tanggul laut yang juga bagian dari pembangunan Tol Semarang-Demak.

Meski demikian, Milla menilai pembangunan tanggul itu bukan solusi yang sepenuhnya tepat. “Pembangunan tanggul itu hanya satu dari sekian banyak upaya. Pembangunan tanggul hanya bisa mengatasi masalah di satu kawasan. Sementara yang mengalami penurunan tanah banyak,” ujar Milla.

Baca juga: Kasus Kematian Covid-19 di Jateng Didominasi Pasien di Atas 40 Tahun

Menurut Milla, solusi yang tepat mengatasi penurunan permukaan tanah adalah dengan mulai membatasi pembangunan industri di kawasan pesisir dan juga ekstraksi air tanah yang masif.

“Pembangunan kawasan pesisir harus ramah lingkungan. Itu solusi yang tepat. Apalagi kita lihat kan industri di pesisir itu kan kebanyakan manufaktur, sehingga membutuhkan pengambilan air tanah dalam jumlah besar. Itu menjadi penyebab land subsidence,” tuturnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.