Sungai Gondang Ikut Meluap, Banjir di Kudus Meluas

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan, mengatakan banjir di Desa Loram Kulon terjadi mulai sekitar pukul 17.00 WIB.

Sungai Gondang Ikut Meluap, Banjir di Kudus Meluas Banjir menggenangi Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (Antara)

Semarangpos.com, KUDUS — Banjir di wilayah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah semakin meluas. Setelah sebelumnya banjir menggenangi beberapa desa, Selasa (21/1/2020), Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati juga dilanda banjir akibat meluapnya air Sungai Gondang.

Akibat luapan air sungai itu, sejumlah rumah warga tergenang banjir dengan ketinggian antara 10 cm hingga 20 cm. Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan, mengatakan banjir di Desa Loram Kulon terjadi mulai sekitar pukul 17.00 WIB.

Akibat banjir tersebut, ujar dia, 49 jiwa terdampak banjir karena air masuk hingga ke permukiman warga. Ia menduga banjir tersebut disebabkan karena curah hujan tinggi, sedangkan daya tampung sungai semakin berkurang menyusul tingkat sedimentasi yang cukup tinggi.

Selain itu, lanjut dia, terjadi penyempitan sungai yang disebabkan banyaknya bangunan rumah penduduk di tepi sungai.

Agus, salah seorang warga Desa Loram Kulon mengakui banjir sering terjadi ketika saat musim hujan. “Banjir paling parah terjadi pada tahun 2014. Adapun penyebabnya karena sungainya mengalami pendangkalan sehingga perlu dinormalisasi,” ujarnya.

Peristiwa banjir yang terjadi sebelumnya, yakni di Desa Jekulo, Pladen, dan Kesambi. Banjir yang terjadi di Desa Kesambi disebabkan karena jebolnya tanggul Sungai Piji sepanjang 35 m, menyusul tingginya debit air sungai setempat.

Demikian halnya di Desa Pladen. Banjir disebabkan tanggul Sungai Pelelesan yang jebol sepanjang 15 meteran. Sementara itu, banjir di Desa Jekulo disebabkan air sungai setempat melimpas ke permukiman.

Banjir yang melanda Jekulo sempat mengakibatkan jalur jalan pantura Pulau Jawa tersendat. Pasalnya, jalannya tergenang banjir dan saat air surut jalannya justru tertutup lumpur sehingga menunggu pembersihan jalan.

BPBD Kudus sendiri mencatat tanggul di sepanjang aliran Sungai Piji kondisinya kritis karena banyak yang airnya rembes sehingga dikhawatirkan bisa jebol seperti yang terjadi sebelumnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.