5 Warga Karangrayung Grobogan Jalani Isolasi di Rumah Sakit
Dinas Kesehatan Grobogan melakukan isolasi terhadap lima warga Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Semarangpos.com, PURWODADI — Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan melakukan isolasi terhadap lima warga Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Mereka adalah tetangga dan kerabat yang kontak dengan pasien positif Covid-19 dari Karangrayung.
Hasil rapid test kelima orang itu reaktif. “Kendati rapid test reaktif, namun belum bisa dikatakan positif terinfeksi corona virus disease 2019 atau Covid-19. Untuk memastikannya masih harus dilakukan pengambilan lendir di saluran pernapasan untuk diuji di laboratorium,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Grobogan Slamet Widodo kepada semarangpos.com, Jumat (17/4/2020).
Sebagaimana diketahui pasien positif Covid-19, T, warga Desa Sendangharjo, Karangrayung, Grobogan. Berdasar pelacakan Dinas Kesehatan Grobogan kelima orang yang kemudian diwajibkan isolasi itu diketahui pernah kontak dengan perempuan berusia 40 tahun tersebut.
Suara Wanita Terekam Vlog Billy Christian Edisi Gedung Bekas Kantor Semarang
Sebagai wujud kehati-hatian, lanjut Slamet Widodo, kelima orang tersebut kemudian diisolasi di RSUD Ki Ageng Getas Pendowo yang berada di Kecamatan Gubug. “Untuk memudahkan pengawasannya juga, karena mereka termasuk orang tanpa gejala [OTG],” ujarnya.
Menurut Slamet Widodo yang harus dimengerti masyarakat, rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG. Kedua antibodi tersebut diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus corona. Antibodi tersebut akan dibentuk oleh tubuh apabila ada paparan virus corona.
Deteksi Antibodi
Dengan kata lain, bila antibodi ini terdeteksi di dalam tubuh seseorang artinya tubuh orang tersebut pernah terpapar atau dimasuki oleh virus corona. Namun perlu diketahui pembentukan antibodi ini memerlukan waktu bahkan bisa sampai beberapa pekan. Karena itulah warga Grobogan itu wajib menjalani isolasi.
Gedung Marba, Bangunan Eksotis Sarat Sejarah
“Jadi rapid test hanya sebagai pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa infeksi Covid-19. Untuk memastikan positif atau negatif Covid-19 itu harus melalui uji swab,” kata Slamet.
Slamet menambahkan rapid test dilakukan terhadap orang yang pernah kontak dengan pasien positif Covid-19 berdasarkan hasil pelacakan atau tracking. Selain keluarga dan tetangga, rapid test juga dilakukan terhadap tenaga medis di Puskesmas Karangrayung II yang sempat menangani pasien itu sebelum dirujuk ke RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi pada Sabtu (4/4/2020).
“Dinas Kesehatan masih terus melakukan tracking kepada mereka yang pernah kontak dengan pasien positif Covid-19. Hingga saat ini, sudah ada sekitar 30 orang yang menjalani rapid test. Hasilnya, ada lima orang yang reaktif dan lainnya nonreaktif,” jelasnya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- 3 Siswa di Madiun Tidak Diperkenankan Ikut PTM
- PDGI Catat Ada 40 Dokter Gigi di Semarang Terpapar Covid-19 Selama Pandemi
- Innalillahi! 99 Anak Salatiga Kehilangan Orang Tua Gegara Covid-19
- Bukan Hanya Covid-19, TBC Juga Ancam Kesehatan Warga Semarang
- Hasil Tes Positif Covid-19, Banyak Calon Penumpang Tetap Nekat ke Bandara Ahmad Yani
- Terapkan PPKM Level 3, Kendal Izinkan Pembelajaran Tatap Muka
- Satgas Covid-19 Nasional Datangi Salatiga, Ada Apa?
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.