Agendakan Kunjungan ke RS Ketileng Semarang saat Pandemi Covid-19, Wabup Sragen Dedy Endriyatno Dicibir Netizen
Wakil Bupati atau Wabup Sragen, Dedy Endriyatno, menuai kritik dari netizen di Twitter karena berencana menggelar studi banding ke RS Ketileng Semarang.
Semarangpos.com, SEMARANG — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen, khususnya Wakil Bupati (Wabup) Sragen, Dedy Endriyatno, menuai kritik dari netizen di Twitter. Hal itu lantaran Dedy mengagendakan studi banding, dengan berkunjung ke RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang, atau yang populer disebut RS Ketileng, di tengah masa pandemi Covid-19.
Rencana studi banding Dedy bersama sejumlah pejabat Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen itu kali pertama diungkap pengguna akun @Anaklanang17845 di Twitter. Dalam unggahannya, akun @Anaklanang17845 turut mencantumkan akun Gubernur Jateng di @ganjarpranowo, yang diharap memberikan teguran.
“Pak @ganjarpranowo, dapat info ada studi banding Wabup Sragen beserta rombongan ke RSUD Kota Semarang. Apa tdk lebih baik kegiatan ini dihindari aja, kan pertemuan bs dgn video converence, anggarannya jg lbh baik utk bntu warga yg banyak kesusahan. Mohon dilarang mawon pak. nuwun,” tulis akun @Anaklanang17845, Selasa (21/4/2020).
Dalam unggahan itu, akun @Anaklanang17845 turut menyertakan surat permohonan studi banding dari Pemkab Sragen RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen kepada Direktur RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang. Rencana rombongan Wabup Sragen dan sejumlah pejabat Dinkes Sragen itu digelar Rabu (22/4/2020), pukul 10.00 WIB.
Dalam unggahan itu, akun @Anaklanang17845 juga turut menyertakan foto kertas berisikan daftar peserta studi banding. Total ada 11 peserta yang turut dalam kunjungan kerja itu, termasuk Wabup Sragen, dan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen; dr. Hargiyanto; Direktur RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, dr. Didik Haryanto; Direktur RSUD dr. Soeratno Gemolong, dr. Agus Trijono, serta beberapa pejabat lain.
Unggahan akun @Anaklanang17845 ini pun langsung mengundang reaksi netizen. Beberapa netizen bahkan menyayangkan sikap pejabat Pemkab Sragen itu yang tetap bersikeras menggelar studi banding secara fisik.
Padahal situasi saat ini masih pandemi Covid-19. Menurut mereka, seharusnya pejabat Pemkab Sragen lebih bijak dengan tidak menggelar studi banding secara fisik, melainkan secara daring atau online.
“itu wabup pernah sekolah kan??” tulis akun @pagiusil.
“Kan ada ZOOM?” sambung akun @ardhi_ir.
“Mumumumungkin…Gagagagap… Tektekteknologi,” cibir @Sadr_Weak.
Jaga jarak
Sementara itu, Direktur RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang, Susi Herawati, membenarkan adanya permohonan studi banding Pemkab Sragen ke rumah sakit yang dikelolanya.
“Mereka ingin belajar terkait penanganan Covid-19 di rumah sakit kami. Meski kunjungan secara langsung, kami tetap terapkan prosedur penanggulangan wabah, salah satunya physical distancing atau jaga jarak,” jelas Susi kepada Semarangpos.com.
Susi mengatakan saat ini di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro memang memiliki infrastruktur yang cukup lengkap dalam penanganan pasien Covid-19. Total ada 50 ruang isolasi yang dimiliki RS Ketileng untuk merawat pasien virus corona.
Sementara itu, jumlah pasien yang dirawat di RS Ketileng saat ini tersisa 43 orang, di mana 16 orang di antaranya telah dinyatakan positif Covid-19.
“Kalau yang positif, yang sudah kita rawat jumlahnya 28 orang. Terdiri dari 16 orang yang masih dirawat, 8 orang dinyatakan sembuh, dan 4 orang meninggal dunia,” imbuhnya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- 3 Siswa di Madiun Tidak Diperkenankan Ikut PTM
- Pegawai RSUD Wongsonegoro Kecelakaan saat Wisata di Gunungkidul, Wali Kota Semarang Siapkan Sanksi
- PDGI Catat Ada 40 Dokter Gigi di Semarang Terpapar Covid-19 Selama Pandemi
- Innalillahi! 99 Anak Salatiga Kehilangan Orang Tua Gegara Covid-19
- Bukan Hanya Covid-19, TBC Juga Ancam Kesehatan Warga Semarang
- Hasil Tes Positif Covid-19, Banyak Calon Penumpang Tetap Nekat ke Bandara Ahmad Yani
- Terapkan PPKM Level 3, Kendal Izinkan Pembelajaran Tatap Muka
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.