Bangkai Tikus Berserakan di Jalan, Leptospirosis Intai Warga Semarang

Kebiasaan membuang bangkai tikus di jalan Kota Semarang menjadi penyebab leptospirosis.

Bangkai Tikus Berserakan di Jalan, Leptospirosis Intai Warga Semarang Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam (kiri). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Semarangpos.com, SEMARANG — Memasuki puncak musim penghujan, sejumlah wabah penyakit mulai mengintai warga Kota Semarang. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Abdul Hakam, setidaknya ada dua penyakit yang kerap menjangkit warga saat musim penghujan yakni demam berdarah dan leptospirosis.

Hakam mengatakan setidaknya sudah ada 350 warga yang terjangkit demam berdarah dalam kurun dua bulan terakhir, Januari-Februari. Dari 350 kasus itu, 27 orang di antaranya tergolong kasus berat.

“Demam berdarah itu ada dua kasus, pertama karena virus dengue dengan kasus ringan ada 350 kejadian. Dan yang berat karena kasus kebocoran plasma sampai si penderita mengeluarkan darah. Kasusnya ada 27 orang,” ujar Hakam saat dijumpai Semarangpos.com, beberapa waktu lalu.

Hakam mengatakan tingginya kasus demam berdarah tak terlepas dari curah hujan yang tinggi. Curah hujan tinggi itu membuat perkembangbiakan nyamuk Aides aegypty yang menjadi penyebar penyakit demam berdarah, cukup cepat.

Selain demam berdarah, Hakam menyebut penyebaran penyakit leptospirosis juga cukup tinggi pada musim penghujan. Leptospirosis merupakan virus yang ditularkan oleh hewan pengerat seperti tikus. Virus ini juga kerap menyebar akibat ulah manusia yang kerap membuang bangkai tikus di pinggir jalan.

“Bangkai tikus itu kan kadang kena ban kendaraan atau virusnya sering ke bawa air hujan. Virus ini secara tidak sadar kena manusia dan menyebabkan penyakit leptospirosis,” tutur Hakam.

Hakam mengatakan setidaknya sudah ada lima orang yang terkena virus leptospirosis selama Januari 2020. Kelimanya bahkan sempat menjalani perawatan secara intensif di rumah sakit.

“Maka dari itu, pada musim penghujan seperti ini kita imbau agar warga lebih menjaga kebersihan lingkungan. Terutama sanitasi,” tutur Hakam.

Hakam menyebutkan ciri-ciri penderita leptospirosis adalah demam dengan nyeri pada otot dan betis sampai tidak bisa berjalan. Kemudian, bola mata jadi menguning dengan volume air urine berkurang.

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.