Beda dengan Anies, Ganjar Belum Mau PSBB
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, belum berencana menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB untuk penanganan Covid-19 di wilayahnya.

Semarangpos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, belum berencana mengambil langkah yang sama dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.
Jika Gubernur Anies berencana menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta, Ganjar justru belum.
Gubernur Jateng itu berdalih masih berupaya menerapkan penegakan hukum dan sosialisasi terkait protokol kesehatan.
Jateng Mulai Gelar Pembelajaran Tatap Muka 7 September
“Belum, kami belum berencana mengambil itu (PSBB),” kata Ganjar, Kamis (10/9/2020).
Ganjar mengatakan saat ini masih berupaya melakukan edukasi kepada masyarakat agar tertib dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu, pihaknya juga mengambil langkah tegas berupa penegakan hukum jika ada yang melanggar protokol kesehatan itu.
“Kita butuh dukungan dari masyarakat untuk itu. Makanya, penegakan hukum mulai kami lakukan serentak sejak 25 Agustus sampai akhir September nanti. Tentu, ini bisa diperpanjang masanya kalau diperlukan,” tuturnya.
Penegakan hukum, lanjut Ganjar sangat penting dilakukan untuk mendorong sosialisasi. Gerakan penegakan hukum itu harus dilakukan secara masif, termasuk di zona merah.
Zona merah
Meski pun upaya ini bisa dikatakan belum berjalan optimal. Terbukti, dengan masih banyaknya warga yang mengabaikan protokol kesehatan dengan tidak menjaga jarak, seperti saat pendaftaran paslon pada Pilwalkot Semarang 2020 di Hotel Patra, Kota Semarang, beberapa hari lalu.
“Daerah Jawa Tengah yang sekarang zona merah Kota Semarang. Yang lain masih bisa kami kendalikan. Tapi, tidak boleh abai karena semua harus disiplin. Maka, penegakan hukum inilah yang kita minta dilakukan agar masyarakat mengerti dan memahami,” terangnya.
Kemenkes: Kasus Positif Covid-19 Jateng Tambah 98
Selain itu, Ganjar juga berupaya menggencarkan tes secara masif di kabupaten/kota se-Jateng. Dengan tes masif itu, maka jumlah kasus positif akan semakin terdata.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia atau WHO per 22 Agustus, Jateng baru melakukan 1.925 tes PCR per hari. Jumlah ini masih jauh di bawah standar WHO yang menetapkan 5.000 tes PCR setiap harinya.
Ganjar menambahkan untuk saat ini pihaknya belum akan mengambil tindakan ekstrem dalam penanganan Covid-19.
“Kami belum akan mengambil langkah ekstrem. Tapi, kalau meningkat terus karena ketidakdisiplinan, bisa saja kami mengambil tindakan lebih,” tuturnya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Kasus Sembuh Covid-19 Salatiga Tertinggi se-Jateng
- Banjir Semarang Mulai Surut, Ganjar Minta Normalisasi Sungai
- Kasus Aktif Covid-19 di Solo Disebut Tertinggi, Ganjar: Jubir Satgas Covid-19 Keliru
- Gubenur Jateng: Pembelajaran Tatap Muka Digelar Setelah Siswa Divaksin
- Gelar Donor Darah di Tengah Pandemi, Semen Gresik Sumbang Ratusan Kantong Darah untuk 3 Kabupaten
- Ganjar Usulkan Rp3,19 Triliun untuk Atasi Banjir & Rob di Pantura Jateng
- Duh, Pandemi Belum Usai, RS di Jateng Ingin Setop Layanan Isolasi Covid-19
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.