Bubur India, Karya Kuliner Seabad Kota Semarang
Bubur india tidak asing bagi lidah warga Kota Semarang karena sudah seabad menjadi pelengkap berbuka puasa setiap bulan puasa Ramadan tiba.

Semarangpos.com, SEMARANG — Bubur india pasti tidak asing lagi di lidah warga Kota Semarang. Sudah seabad bubur khas Semarang itu menjadi pelengkap berbuka puasa setiap bulan puasa Ramadan tiba.
Meski namanya bubur india, karya kuliner tersebut bukan berasal dari negara tempat Shah Rukh Khan lahir. Konon, menu orisinal bubur itu diracik oleh pedagang asal India saat menyebarkan agama Islam di Kota Semarang, bertahun-tahun silam.
Itulah mengapa diberi nama bubur india. Menu turun-temurun tersebut hanya disajikan saat Ramadan di Masjid Jami Pekojan, Jl. Petolongan No. 1, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Karpet Digulung Karena Virus Corona, Inskripsi Masjid Menara Kudus Tersingkap
Pengolah bubur india pun tak boleh sembarang orang. Dilansir dari Detik.com, Kamis (12/3/2020), Ahmad Ali adalah orang yang dipercaya menjadi pewaris generasi keempat resep tradisional bubur tersebut.
Rempah-rempah yang digunakan untuk meracik bubur khas itu, antara lain potongan jahe, daun salam, daun pandan, irisan bawang bombai, kayu manis, cengkih, serta bumbu rahasia khas Timur Tengah.
Ahmad Ali mengungkapkan dalam sehari menggunakan sekitar 20 kg hingga 25 kg beras untuk bahan dasar bubur tersebut. Ia juga memberitahu cara memasak kuliner legendaris tersebut.
Punya Bridge Fountain, Semarang Tak Kalah Menarik dari Korea Selatan
Pertama, beras direbus dalam kuali sekitar tiga jam hingga lunak menjadi bubur. Kemudian, rempah-rempah dimasukkan dalam kuali. Selanjutnya adonan itu harus diaduk secara konsisten agar tekstur dan aroma bubur tetap terjaga.
Kaya Gizi
Bubur yang dipastikan memiliki gizi yang tinggi itu bisa bertahan hingga kurun waktu 24 jam. Selain rempah-rempah, cara memasak yang masih menggunakan tungku dari kayu juga membuat bubur itu menghasilkan rasa yang autentik.
Bubur tradisional ini biasanya dihidangkan dengan lauk pelengkap. Gule kambing, gule ayam, dan kuah telur adalah sebagian di antaranya. Dalam penyajiannya, bubur itu juga tepat ditambah kurma, susu cokelat panas, dan buah semangka.
Sunrise Hill Gedong Songo, Destinasi dengan 7 Gunung Yang Epik
Untuk pembuatan dan mempersiapkan bubur india itu, Ahmad Ali dibantu beberapa warga. Sekitar 150 porsi sampai 200 porsi disajikan setiap hari saat bulan Ramadan.
Bubur india mulai dihidangkan sejak tahun 1878 ketika pedagang dari India, Gujarat, dan Pakistan datang dan menetap di Petolongan, Semarang. Mereka kemudian membangun Masjid Pekojan.
Nama Pekojan sendiri konon diambil dari “koja” yang merupakan sebutan untuk keturunan Pakistan.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Semen Gresik Salurkan 1.663 Paket Sembako hingga Santuni Ratusan Anak Yatim Piatu
- Telkom Salurkan Bantuan Senilai Rp1,6 Miliar saat Safari Ramadan
- 5 Tips Hemat dan Efektif Belanja Sembako di Bukalapak
- Waspada! 5 Kebiasaan ini Bisa Bikin Keuangan Jadi Berantakan
- 5 Tips Berbelanja Kebutuhan Puasa Secara Online
- Momentum Ramadan, Semen Gresik Beri Santunan 200 Anak Yatim Rembang
- Rekomendasi Tempat Bukber Enak di Jogja, Tempat Mewah Menu Wah
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.