Cuaca Ekstrem, Puluhan Ribu Nelayan di Jateng Gagal Melaut

Cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Jawa Tengah atau Jateng membuat banyak nelayan yang tidak bisa melaut atau bekerja.

Cuaca Ekstrem, Puluhan Ribu Nelayan di Jateng Gagal Melaut Ilustrasi kapal nelayan. (Dok. JIBI/Solopos.com/ANTARA)

Semarangpos.com, SEMARANG – Cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Jawa Tengah (Jateng) beberapa hari terakhir mempengaruhi aktivitas nelayan. Puluhan ribu nelayan gagal melaut akibat tingginya ombak perairan Laut Jawa dan pantai selatan.

Berdasarkan catatan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng, terdapat sekitar 22.175 nelayan berperahu kecil yang gagal melaut karena cuaca ekstrem disertai tingginya ombak atau perairan laut.

Kepala DKP Jateng, Fendiawan Tiskiantoro, menyatakan kebanyakan nelayan yang tidak bisa melaut saat ini adalah nelayan dengan perahu mesin di bawah 10 gross ton (GT). Mereka selama ini tersebar di perairan Rembang, Tambaklorok Semarang, Demak, dan pantai selatan.

Baca juga: Kapal Nelayan Vs Kapal Niaga di Batang, 12 ABK Hilang

“Jika dibandingkan tahun lalu, cuaca tahun ini lebih ekstrem. Tahun ini ombak tinggi yang muncul dampaknya sangat luas. Perahu-perahu nelayan banyak yang rusak dan juga infrastruktur di perkampungan nelayan kena imbas,” tutur Fendi, Jumat (19/2/2021).

Menurut Fendi, nelayan yang masih bisa melaut hanya yang memiliki perahu bermesin di atas 30 GT. Itu pun jumlahnya sedikit, sekitar 874 orang.

Sementara masih ada 3.339 nelayan yang menggunakan perahu bermesin 10-30 GT, dan 22.175 nelayan dengan perahu bermesin di bawah 10 GT.

“Memang para nelayan sudah terbiasa dengan kondisi ini. Tapi ketika gelombang tinggi di perairan, ditambah pandemi, kondisinya jadi buruk. Satu-satunya cara, mereka kalau mau melaut harus melihat cuaca benar-benar normal. Kalau pun nekat ya enggak maksimal. Paling hanya setengah hari,” tuturnya.

Harga Ikan 

Banyaknya nelayan yang tidak berani melaut, lanjut Fendi pun berdampak pada merosotnya hasil tangkapan. Hal tersebut tentunya berimbas pada harga jual ikan yang melambung tinggi.

“Rata-rata harga ikan sekarang naik 20%. Soalnya semua tangkapan nelayan juga turun. Ini jadi persoalan karena cuaca yang sulit diprediksi,” tuturnya.

Baca juga: Gubernur Ganjar Sebut PPKM Mikro di Jateng Berhasil Gegara Jogo Tonggo

Fendi menambahkan melihat kondisi nelayan tersebut pemerintah pun berencana memberikan bantuan melalui program Asuransi Nelayan. Alokasi dana untuk program ini mencapai Rp1,5 miliar.

“Bantuan Asuransi Nelayan ini diperuntukkan bagi 20.000 nelayan di 24 kabupaten/kota. Per daerah ada 20-100 nelayan. Bantuannya Rp175.000 per orang. Bantuan ini sebenarnya sudah diberikan sejak 2019, tapi sempat berhenti karena pandemi,” tuturnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.