Daun Sirih dan Lidah Buaya Bisa Jadi Alternatif Hand Sanitizer
Virus corona jenis baru (covid-19) membuat persediaan sabun cuci tangan atau hand sanitizer langka dan melambung harganya.

Semarangpos.com, SALATIGA — Isu persebaran virus corona jenis baru (covid-19) yang marak di masyarakat akhir-akhir ini membuat persediaan sabun cuci tangan atau hand sanitizer langka.
Akibatnya, harga sabun antiseptik itu melambung karena ketersediaan tak sebanding dengan kebutuhan. Sabun itu pun makin sulit didapat di pasaran.
Inovasi kemudian dilakukan tim Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Tim yang terdiri atas dosen dan mahasiswa itu membikin hand sanitizer berbahan alami.
Sister City Fujian China Kirim Bantuan Masker N95 ke Jateng
Bahan dari tanaman obat keluarga (toga) berupa daun sirih dan lidah buaya itu gampang ditemukan di sekitar rumah. “Daun sirih secara alami memiliki zat aktif antibakteri, sedangkan lidah buaya bermanfaat sebagai pelembab alami,” ujar dosen Program Studi Teknologi Pangan FKIK, Dhanang Puspita yang juga tergabung dalam tim, Jumat (20/3).
Dedaunan itu tidak direbus, melainkan dikukus dengan wadah terpisah agar tidak merusak senyawa. Daun sirih mengandung senyawa flavonoid. Flavonoid ini mirip dengan antioksidan yang berfungsi melindungi tubuh, memperbaiki sel yang rusak, serta mengurangi risiko kanker.
Senyawa ini juga memiliki efek pada makhluk hidup untuk menghambat perkembangbiakan virus. Bahan-bahan itu kemudian dicampur dengan alkohol untuk membunuh bakteri dan virus.
Gadis Indigo Ketemu Sosok Bercahaya di Candi Gedong Songo
Lebih lanjut, proses pembuatan hand sanitizer dilakukan dengan mengambil ekstrak daun sirih. Ekstrak dicampur dengan lidah buaya sebagai pelembab alami. Kemudian dicampur dengan alkohol dan triklosan sebagai antibakteri. Terakhir tambahkan essensial oil untuk menambah aroma wangi.
Internal UKSW Salatiga
“Sementara ini kami membuat hand sanitizer ini untuk kebutuhan civitas academica UKSW dan keluarganya. Namun demikian, kami juga sedang mengupayakan membuat untuk masyarakat umum,” imbuh dia.
RSUD Salatiga Setop Besuk & Batasi Penunggu
Sejauh ini sudah ada permintaan dari dua sekolah di Salatiga. Kendati begitu, diakui bahan baku sirih dan lidah buaya sangat terbatas di Salatiga untuk keperluan produsi massal.
Terpisah, dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fiane de Fretes menambahkan yang perlu diketahui masyarakat hand sanitizer hanya salah satu cara untuk mencegah kejadian penyakit.
Sebaliknya, katanya, yang seharusnya dilakukan masyarakat adalah perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satunya dengan rutin mencuci tangan dengan sabun dan di bawah air mengalir.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Rektor UNS Sebut AMSI Jateng Digital Awards 2022 Dorong untuk Semakin Digitalisasi
- 3 Siswa di Madiun Tidak Diperkenankan Ikut PTM
- PDGI Catat Ada 40 Dokter Gigi di Semarang Terpapar Covid-19 Selama Pandemi
- Innalillahi! 99 Anak Salatiga Kehilangan Orang Tua Gegara Covid-19
- Jelang IBL 2022, The Saints Salatiga Ganti Pelatih
- Bukan Hanya Covid-19, TBC Juga Ancam Kesehatan Warga Semarang
- Monopoli Jateng Gayeng Jadi Cara Perempuan Salatiga Populerkan Jateng
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.