Gubernur Ganjar Dukung Ali Sastroamidjojo Jadi Pahlawan Nasional

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mendukung usulan Ali Sastroamidjojo atau tokoh yang dikenal sebagai Sang Perdana Menteri sebagai pahlawan nasional.

Gubernur Ganjar Dukung Ali Sastroamidjojo Jadi Pahlawan Nasional Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat mengikuti seminar nasional virtual terkait pengusulan Ali Sastroamidjojo sebagai Pahlawan Nasional di kantornya, Jumat (30/7/2021). (Semarangpos.com-Humas Pemprov Jateng)

Semarangpos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mendukung usulang gelar Pahlawan Nasional bagi Ali Sastroamidjojo.

Dukungan itu disampaikan Ganjar saat menghadiri seminar nasional secara virtual terkait pengusulan gelar pahlawan nasional bagi Ali Sastroamidjojo, Jumat (30/7/2021).

Ganjar juga mengaku pernah didatangi cucu Ali Sastroamidjojo terkait rencana pengusulan gelar pahlawan nasional bagi tokoh yang dijuluki Sang Perdana Menteri itu.

Baca juga: Sedulur Sikep Dukung Samin Surosentiko Jadi Pahlawan Nasional

“Saya kira kalau lihat dari catatannya sudah lengkap banget. Pertanyaannya gampang saja, kalau orang Jawa kayak saya begini, di kampung gitu, ya melihat pakai perasaan saja sudah cukup,” ujar Ganjar.

Perasaan yang dimaksud Ganjar adalah melihat ketokohan Ali Sastroamidjojo dalam pemerintahan Indonesia pada masa Presiden Soekarno. Ganjar pun menilai tidak ada orang yang tak mengenal jasa-jasanya.

Perasaan yang dimaksudnya adalah ketokohan Ali Sastroamidjojo dalam pemerintahan Indonesia di masa Presiden Soekarno.

Ali Sastroamidjojo merupakan tokoh kelahiran Magelang, 21 Mei 1903. Ia merupakan tokoh politik, pemerintahan, dan nasionalis.

Ali meraih gelar Meester in de Rechten dari Universitas Leiden, Belanda pada tahun 1927. Ia juga menjadi Perdana Menteri ke-8 Indonesia yang sempat dua kali menjabat pada periode 1953-1955 dan 1956-1957.

Selain itu, Ali juga sempat menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan pada Kabinet Presidensial I, Menteri Pengajaran pada Kabinet Amir Sjarifuddin I, Amir Sjarifuddin II, serta Hatta I, dan Wakil Ketua MPRS pada Kabinet Kerja III, Kerja IV, Dwikora I, dan Dwikora II.

Ditahan Belanda

Semasa sekolah, Ali aktif dalam organisasi pemuda seperti Jong Java dan Perhimpunan Indonesia. Karena aktivitasnya, ia pun ditahan Belanda bersama Mohammad Hatta pada 1927.

Ali juga mengharumkan Indonesia dalam berbagai peristiwa penting di kancah internasional. Salah satunya, saat menjadi delegasi Indonesia di Konferensi Meja Bundar, Belanda dan Ketua Umum Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955. Ia meninggal dunia di Jakarta pada 1976.

“Saya kira menjadi sebuah kewajaran, seorang yang memang sudah berjuang untuk bangsa dan negara. Beliau adalah putra terbaik yang sangat-sangat sedikit yang mendedikasikan dirinya untuk bangsa dan negara,” tegas Ganjar.

Baca juga: Hoegeng, Kariadi, & Soegarda Poerbakawatja Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Apalagi, lanjut Ganjar, momennya bertepatan dengan bulan kemerdekaan Indonesia, yakni Agustus. Ganjar berharap, seluruh persyaratan akan segera terpenuhi dan gelar Pahlawan Nasional itu segera diberikan.

“Saya akan coba bantu komunikasi. Siapa tahu di bulan Agustus ini beliau bisa menjadi pahlawan. Itu bisa menjadi kebanggaan bagi semua orang,” tuturnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.