Gubernur Jateng Jenguk Pekerja di Pondok Boro Semarang

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menjenguk para pekerja di rumah singgah Pondok Boro Darmin Semarang demi mendengar rencana selama pandemi Covid-19.

Gubernur Jateng Jenguk Pekerja di Pondok Boro Semarang Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengunjungi Pondok Boro Darmin di Kampung Sumeneban, Kelurahan Kauman, Kota Semarang, Jawa Tengah. (Instagram.com-Humas Pemprov Jateng)

Semarangpos.com, SEMARANG — Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menjenguk para pekerja yang tinggal di rumah singgah Pondok Boro Darmin Semarang. Ia mendengar rencana para penghuni pondok boro selama pandemi Covid-19.

Pondok Boro Darmin adalah rumah singgah bagi para pekerja sektor informal di Semarang. Pondok tersebut berlokasi di Kampung Sumeneban, Kelurahan Kauman, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Rumah singgah tersebut dapat menampung 100-150 pekerja dari berbagai wilayah di Jateng. Untuk tarif sewa, para pekerja harus merogoh kocek untuk membayar kutipan Rp3.000/malam.

Mengulas Sejarah Gedung Jiwasraya Kota Lama Semarang

Dalam vlog yang diunggah di channel Youtube milik Ganjar Pranowo berjudul Bercengkerama dengan Penghuni Pondok Boro Semarang, ia mengunjungi Pondok Boro Darmin sambil bersepeda. Gubernur Jateng itu mengecek kondisi para penghuni di sana.

Pekerja Pendatang

“Ini ada kelompok, kalau orang Jawa namanya boro atau pekerja pendatang. Karena mereka sering keluar masuk survive berkeliling, kita ingin melihat kondisinya. Ora sah mudik ya!” ucapnya yang membuat para pekerja serempak menjawab.

Gubernur Jateng Nyambangi Oma-Opa di Panti Wreda Semarang

Ganjar juga terlihat mengobrol dengan para penghuni di Pondok Boro Darmin. Sesekali ia terlihat membeli barang dagangan para penjual di sana.

Seperti penjual warung di depan rumah singgah tersebut. “Nek iki tadi belanjanya berapa? Rp500.000? Pasti habis?” tanyanya yang langsung diangguki oleh si penjual.

Ganjar langsung meminta uang kepada salah seorang dari timnya. “Dina iki sampeyan tak bayar, tapi yang makan gratis,” sontak para pekerja yang menginap di sana langsung bersorak kegirangan.

Taman Srigunting Embuskan Kesan Sejuk ke Kota Lama Semarang

Namun, tidak semua boleh makan di warung itu. Ganjar memberi syarat kepada para pembeli. “Yang mampu ora sah. Tapi nek ora mampu jujur ya? Nggih Bu?” pesannya kepada si ibu penjual.

Ganjar juga terlihat berdiskusi dengan para penghuni pondok. Ia meminta saran terkait bantuan apa yang dapat membantu para pekerja selama tidak pulang kampung.

“Aku iki ngopeni panjenengan. Kalau kalian mau, saya sudah punya sembako tapi harus dimakan. Menurut panjenengan bagusnya gimana?” tanyanya kepada para penghuni.

Ingatkan Penambang di Hari Kartini, Perempuan Pegunungan Kendeng Diintimidasi

Salah seorang penghuni meminta kompor agar bisa memasak. “Kasih dapur umum, jadi ada kompor, Pak. Biar kalau mau bikin mi bisa bikin sendiri,” sarannya yang sayang sekali tidak disetujui Ganjar.

Kos Dibayari

“Yang kira-kira besok tidak pulang kampung siapa? Nanti kosnya tak bayari satu bulan,” jawabnya seperti yang terpantau Semarangpos.com, Jumat (24/4/2020).

DiintimidasiGubernur Jateng Bantu Mahasiswa NTT di Semarang Ungkap Kerinduan

Saat ditanya seperti itu, para pekerja langsung menjawab ngawur. Karena jawaban mereka tidak dapat dipercaya, Ganjar meminta sukarelawan untuk mencatat nama para penghuni yang tidak akan pulang kampung.

“Nek gelem sewulan iki tak bayari, timbang kompor besoknya minta wajan, besoknya ganti lagi, tiwas mbok jual. Gimana setuju enggak?” tanyanya yang langsung disetujui para penghuni di sana.

Tak lupa ia mengingatkan para penghuni Pondok Boro untuk melakukan protokol kesehatan. “Siji, panjenengan jaga jarak terus cuci tangan pakai sabun. Kalau sudah panjenengan pakai masker setiap hari,” jelasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.