Ogah PSBB, Semarang Pilih Konsep Ini…

Pemerintah Kota Semarang memilih untuk tidak memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan menggantinya dengan konsep Jogo Rogo.

Ogah PSBB, Semarang Pilih Konsep Ini… Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, saat memperkenalkan mobil Esemka Bima 1.3 sebagai mobil dinas di Balai Kota Semarang, Jumat (31/1/2020). (Semarangpos.com-Humas Pemkot Semarang)

Semarangpos.com, SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tak akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna menahan laju penularan virus corona atau Covid-19. Sebagai gantinya, Kota Semarang akan memberlakukan pembatasan sosial dengan konsep Jogo Tonggo.

“Sudah kami rapatkan Perwalkot pembatasan wilayah non PSBB, dengan model Jogo Tonggo. Senin kita berlakukan. Dasarnya semangat kondisi tanggap bencana, yang nanti akan mengatur tempat kerja, usaha, pendidikan, dan kegiatan masyarakat,” kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Jumat (24/4/2020).

Wali kota yang akrab disapa Hendi itu menambahkan konsep Jogo Rogo merupakan Gerakan pencegahan persebaran virus corona yang berbasis masyarakat di tiap rukun warga (RW).

Wacana PSBB Semarang Raya, Kendal Tak Sepakat

Dengan pemberlakuan Jogo Tonggo, Hendi pun mempersilakan tingkat kelurahan untuk melakukan karantina wilayah dengan portal, bambu, maupun peralatan lain.

“Saat ini kami juga sudah melaksanakan sistem lumbung pangan kelurahan, meskipun basis kegiatannya ada di tingkat RW. Tapi ini sudah ready,” katanya.

Pemberlakuan Jogo Tonggo, lanjut Hendi bakal mendapat dukungan penuh dengan keberadaan pos pantau. Total ada 16 pos pantau yang disiapkan Pemkot Semarang, di mana setiap pos akan dijaga tiga tim patroli.

“Kita menaruh 16 pos pantau, 8 pos ditaruh di perbatasan dengan wilayah lain. 8 pos pantau di kota. Setiap pos pantau ada tiga tim patroli, anggotanya TNI-Polri, Dishub, Satpol PP, dan tenaga kesehatan. Total ada 48 tim patroli,” terang Hendi.

Uji coba PSBB

Hendi mengatakan Jogo Tonggo akan diberlakukan mulai Senin (27/4/2020). Sebelum diberlakukan, pihaknya pun akan melakukan persiapan dan sosialisasi ke masyarakat.

Gubernur Jateng Sebut PSBB Itu Sakit

Hendi pun berharap dengan konsep itu akan terjadi penurunan persebaran Covid-19 di Semarang. Saat ini, jumlah kasus Covid-19 di Semarang merupakan yang tertinggi di Jateng. Total ada 147 pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Semarang, di mana 50 dinyatakan sembuh dan 29 orang meninggal dunia.

Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengatakan dengan konsep Jogo Rogo ini pihaknya mengajak peran serta masyarakat dalam pemberantasan Covid-19. Konsep Jogo Rogo ini pun bisa menjadi uji coba bagi warga Kota Semarang jika nantinya PSBB benar-benar diterapkan.

“Basisnya desa atau kampung. Ruang yang lebih kecil bisa kita lakukan kendali yang lebih manageable. Kalau kita mau tetapkan PSBB, sudahkah kita menghitung dan siap? Kalau belum, kita latihan dulu dengan melakukan tindakan mirip PSBB,” jelas Ganjar.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.