Hindari Puso, BMKG Minta Petani Siasati Perubahan Iklim

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyarankan petani untuk mensiasati perubahan iklim saat bercocok tanam guna menghindari puso.

Hindari Puso, BMKG Minta Petani Siasati Perubahan Iklim Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati (kanan), melakukan penanaman di sela kegiatan Sekolah Lapangan Iklim di Desa Jogiyasan, Ngablak, Kabupaten Magelang, Jateng, Senin (3/8/2020). (Semarangpos.com-Humas BMKG Staklim Semarang)

Semarangpos.com, MAGELANG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta petani untuk jeli menyiasati perubahan iklim dalam bercocok tanam. Hal itu dilakukan agar petani terhindar dari puso atau gagal panen.

“Petani perlu jeli dalam memperhatikan cuaca dan musim. Pilih tanaman yang cocok dengan musim. Jangan paksakan tanam padi yang membutuhkan banyak air pada saat musim kemarau,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, saat membuka Sekolah Lapangan Iklim di Desa Jogiyasan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (3/8/2020).

Dwikorita mengatakan, petani perlu mencari alternatif komoditas setiap kali pergantian musim. Tentunya dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan musim, agar diperoleh harga jual yang juga baik.

Penjelasan BMKG Semarang Terkait Embun Upas di Dieng

Maka dari itu, kata dia, BMKG menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim (SLI) agar petani bisa memanfaatkan informasi dan prakiraan cuaca dengan baik. Pasalnya, pranata mangsa yang selama ini kerap dijadikan acuan petani seringkali meleset akibat perubahan iklim.

“Pentingnya memahami cuaca dan iklim itu agar para petani dan penyuluh pertanian bisa memilih waktu tanam yang tepat. Jenis dan pola tanaman yang seperti apa, agar produksi panennya lebih tahan dan lebih tangguh terhadap fenomena cuaca dan iklim yang akhir-akhir ini semakin tidak terduga”, paparnya.

Aplikasi Info BMKG

Dwikorita menyebut bahwa informasi terkait prediksi dan prakiraan cuaca serta peringatan dini cuaca ekstrem dapat diterima secara real time melalui aplikasi Info BMKG. Aplikasi ini bisa diinstal melalui Playstore maupun App Store yang tersedia di telepon pintar.

Suhu Udara di Semarang Capai 21 Derajat Celcius saat Malam Hari, Ini Penyebabnya…

Para petani dan penyuluh pertanian lanjut Dwikorita, dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk mengantisipasi dan meminimalkan kerugian akibat salah tanam.

Dwikorita berharap petani dan penyuluh pertanian dapat memaksimalkan teknologi digital dalam mengantisipasi perubahan iklim terhadap kelangsungan pertanian.

“Jadi setelah ini, kami harap bapak-ibu bisa mandiri dalam memahami cuaca dan iklim, termasuk bagaimana menghadapi kekeringan. Kami akan terus menyampaikan informasi terkait cuaca dan iklim, baik berupa prakiraan cuaca setiap 3 jam atau pun peringatan dini cuaca dan iklim eksterm,” imbuhnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.