Inovasi Mahasiswa UKSW Salatiga, Ubah Jamu Herbal Jadi Permen Jeli
Civitas academica UKSW Salatiga membuat inovasi permen jeli yang dibuat dari jamu herbal untuk meningkatkan imunitas agar terhindar dari virus corona.
Semarangpos.com, SALATIGA – Produk jamu herbal dewasa ini banyak diminati masyarakat karena dipercaya mampu meningkatkan imunitas agar terhindar dari virus corona.
Meski demikian, masih banyak yang tidak suka mengonsumsi jamu herbal karena rasanya yang pahit.
Kondisi itu pun membuat dosen Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bersama mahasiswanya membuat sebuah inovasi.
Baca juga: UKSW Salatiga Gelar Kuliah Tatap Muka Mulai Mei
Mereka mengubah jamu herbal menjadi permen jeli yang mudah dikonsumsi berbagai kalangan, termasuk anak muda.
Dosen Prodi Teknologi Pangan FKIK UKSW Salatiga, Dhanang Puspita, mengatakan ide membuat jamu herbal menjadi permain itu muncul karena masyarakat sekarang mulai banyak yang mengonsumsi jamu. Bahkan di daerah tertentu, seperti Toraja, sejak dulu ramuan herbal daun Miana digunakan sebagai obat batuk.
“Permasalahannya, jamu herbal rasanya pahit dan kurang diterima lidah sehingga tidak semua orang mengonsumsi. Karena itu perlu upaya agar jamu bisa dinikmati semua kalangan, termasuk anak-anak. Kami mencoba membuat permen herbal dalam bentuk jeli sehingga kita bisa mengenalkan produk herbal ke permen,” tuturnya Dhanang dalam keterangan resminya, Sabtu (3/4/2021).
Dua Jenis
Ada dua jenis permen herbal yang dihasilkan Danang dan timnya, yakni permen herbal berbahan dasar Miana dan Sambiloto. Proses pembuatan permen ini pun diawali dengan ekstrasi untuk mengeluarkan senyawa bioaktif dalam tumbuhan. Setelah itu dilakukan pelekatan dengan cara menambah bahan pengikat yang bertujuan untuk mengentalkan cairan dan menyalut senyawa bioaktif agar tidak rusak dan menutupi rasa pahit.
“Permen herbal ini mengandung Saponin, Tanin dan Flavanoid. Zat tersebut bermanfaat sebagai antimikroba dan dan pemicu iminutas tubuh. Total kami memerlukan waktu dua hari untuk proses pembuatan permen ini karena membutuhkan waktu lama untuk pengeringan. Satu kali produksi bisa menghasilkan 500 butir permen. Selain sudah diuji kandungan fitokimianya, kami juga sudah melakukan uji standar SNI untuk menguji kadar air dan kekenyalannya,” imbuh Dhanang.
Baca juga: Unik! Pria Semarang Ini Jualan Bakso Pakai Jas Lengkap dengan Dasi
Permen herbal ini juga sudah dibagikan ke beberapa dosen dan mahasiswa FKIK untuk tes rasa. Rencananya permen herbal ini akan dibagikan saat peringatan Paskah mendatang.
“Sudah ada pembicaraan dengan pihak industri untuk memproduksi permen ini secara massal. Kami di lingkup akademisi melakukan penelitian dan hilirisasinya sudah dibicarakan dengan dunia industri,” imbuhnya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Rektor UNS Sebut AMSI Jateng Digital Awards 2022 Dorong untuk Semakin Digitalisasi
- Jelang IBL 2022, The Saints Salatiga Ganti Pelatih
- Monopoli Jateng Gayeng Jadi Cara Perempuan Salatiga Populerkan Jateng
- Hadapi IBL 2022, Satya Wacana Saints Ganti Manajemen
- Rektor UKSW Salatiga Minta Pemerintah Gunakan GeNose untuk Tracing
- UKSW Virtual Job Expo Tawarkan 325 Lowongan Kerja, Berminat?
- Disebut Jadi Kampus Jozeph Paul Zhang, UKSW Salatiga Buka Suara
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.