Kala Dyodoran Coba Sate Sapi Suruh di Salatiga

Sate sapi adalah sajian yang banyak dicari petualang kuliner kala singgah di eks Keresidsenan Semarang, sate suruh nan khas salah satunya.

Kala Dyodoran Coba Sate Sapi Suruh di Salatiga Unggahan Youtube Dyodoran mengenai kuliner yang legendaris di Salatiga. Senin (8/6/2020). (Youtube-Dyodoran)

Semarangpos.com, SALATIGA Sate sapi adalah sajian yang banyak dicari petualang kuliner kala singgah di eks Keresidsenan Semarang. Sate suruh nan khas termasuk kuliner yang banyak dicari saat berada di Kota Salatiga.

Padahal, “Suruh” adalah nama salah satu kecamatan di Kabupaten Semarang. Salah satu kedai penyedia Sate Suruh ada di Jl. Jenderal Sudirman, Kotawinangun Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah.

Maklum, di masa lalu, Kota Salatiga adalah ibu kota Kabupaten Semarang. Pemilik warung sate sapi yang sudah melegenda tersebut juga berasal dari Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. “Sate sapi suruh itu sate sapi biasa, tapi yang jualan asli dari Kecamatan Suruh yang ada di Semarang,” ungkap Komsianah salah seorang pelayan Warung Sate Sapi Suruh di Jl. Jenderal Sudirman, Salatiga.

Pelajaran Cinta Om Hao Lewat Kawah Sikidang, Genta Ingin Nangis…

Sate sapi tersebut dihidangkan dengan menggunakan kuah kacang. Harga satu porsi sate sapi sangat terjangkau. Satu porsi sate daging sapi Rp34.000 yang berisi 10 tusuk, untuk sate yang campur lemak Rp32.000.

Tak perlu khawatir bagi yang tidak suka dengan daging sapi, karena warung ini juga menyediakan sate ayam  dengan harga Rp28.000. Harga tersebut sudah termasuk ketupat di dalamnya.

Dilandasi Daun Pisang

Sate tersebut dihidangkan menggunakan piring yang di atasnya diberi daun pisang. “Dagingnya benar-benar juicy, gak ada alot-alotnya sama sekali. Cenderung kaya ngetez gitu lo. Ini beneran semlidut, lezatos, kotoz-kotoz,” ungkap Dyo setelah menghabiskan satu tusuk sate.

Museum Lawang Sewu Semarang Kembali Dibuka

“Untuk rasa ini cenderung manis kecap dan campuran antara bumbu kacang. Kacangnya masih kasar, jadi saat dimakan masih ada kres-kresnya” jelas Dyo sebagaimana terpantau Semarangpos.com, Sabtu (11/7/2020).

Sate yang sudah dihidangkan dengan ketupat tersebut, bisa ditambahkan dengan irisan bawang merah dan cabai untuk menambah rasa pedas.Daging sate yang empuk menjafi pembeda dengan warung sate sapi yang lainnya. “Ini ada dua kemungkinan, menggunakan daging muda atau cara pemasakannya yang berbeda,” sambung Dyo tanpa jelas mengacu pada warung mana yang ia maksud.

Dyo selanjutnya mencicipi sate daging yang dicampur lemak. Tak tanggung-tanggung dia langsung melahap dua tusuk sate yang dicampur lemak tersebut. “Ini benar-benar semlidut, lezatos, kotoz-kotoz. Masih ada rasa kenyal dari lemaknya itu,” tuntas Dyo.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.