Lewat Program Ini Disdikbud Batang Ciptakan Wirausaha,,,

Disdikbud Batang menciptakan Strategi Bidang Pendidikan Non Formal Menuju Kewirausahaan Berorientasi Profit Bagi Peserta  Didik Lembaga Kursus dan Pelatihan.

Lewat Program Ini Disdikbud Batang Ciptakan Wirausaha,,, Proses pembuatan pupuk dari daun coklat diambil dari Youtube Pemkab Batang, Senin (6/7/2020). (Youtube-Pemkab Batang)

Semarangpos.com, BATANG Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud)  Kabupaten Batang menciptakan Strategi Bidang Pendidikan Non Formal Menuju Kewirausahaan Berorientasi Profit Bagi Peserta  Didik Lembaga Kursus dan Pelatihan yang disingkat Strategi Bidik Normal Jurus Cofit. Program ini diciptakan untuk mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Batang.

Tingginya pencari kerja di Kabupaten Batang mendorong Disdikbud Kabupaten Batang melalui bidang Pendidikan Non Formal (PNF) melakukan inovasi. Inovasi ini bernama Strategi Bidik Normal Jurus Cofit. Inovasi ini dilakukan sebagai strategi lembaga PNF meningkatkan kemampuan usaha masyarakat.

Program ini dibuktikan dengan suksesnya lembaga dan alumni yang sudah go international alias sampai ke luar negeri melalui produk kompos pohon kakao atau cokelat. Daun kakao yang mulanya hanya dianggap sampah, diolah dan dijadikan pupuk bernilai tinggi. Bahkan produk ini sudah berhasil diekspor ke Jepang dan Kuwait.

Di Dieng, Om Hao Bahas Cara Pembuatan Candi…

Inovasi ini sekaligus mendukung visi-misi Bupati Batang, Wihaji yaitu menciptakan 1.000 wirausaha baru di Kabupaten Batang. Melalui Strategi Bidik Normal Jurus Cofit mampu menciptakan pendampingan menuju kewirausahaan dengan peningkatan ekonomi dari berbagai bidang kehidupan.

Pendampingan ini dilakukan melalui workshop digital marketingi alias pelatihan pemasaran berbasis digital, dan pendampingan usaha. Pendampingan ini diawasi langsung oleh Google School Indonesia.

Tingkatkan Perekonomian

Pelatihan ini terbukti telah meningkatkan perekonomian sebagian masyarakat di Kabupaten Batang. “Berkat pelatihan itu kita bisa menembus pangsa ekspor ke Jepang dan Kuwait. Sehingga kita bisa mengubah lembaran daun menjadi lembaran dolar,” ungkap Yuliastoto, pioner inovasi pupuk daun kakao.

Ini Dia Tiga Tempat Angker di Kebumen

Program ini tidak dibuat secara sembarangan. Program yang telah diciptakan harus memiliki modal dan market yang jelas. Sehingga hasil dari program pelatihan ini bisa dilanjutkan dan menghasilkan usaha yang potensial.

“Nanti yang membedakan dari pelatihan ini adalah ada yang memodali dan ada market (pasar). Jadi orang yang ikut dalam PNF khususnya LKP [lembaga kursus dan pelatihan] ini insya Allah manfaat, jelas dan tentu menjadi harapan dan jawaban masyarakat Kabupaten Batang,” ujar Wihaji dalam Youtube Pemkab Batang, Senin (6/7/2020).

Selain pelatihan pembuatan pupuk kompos, tersedia juga LKP yang memberikan pelatihan produksi ayam beku, dan pelatihan pembuatan ronce melati. Melalui program ini, masyarakat yang semula tidak memiliki kelebihan, menjadi memiliki ketrampilan untuk digunakan sebagai modal mendapatkan keuntungan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.